INDRAMAYU-
Tim Peneliti arkeologi dari Balai Arkeologi (Balar) Jawa Barat melakukan penelitian terhadap temuan struktur bangunan batu bata yang ditemukan oleh Brigadir Rusmanto dan Yayasan Tapak Karuhun Nusantara di Blok Dingkel Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.
Penelitian awal terhadap temuan tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Balar Jawa Barat Deni Sutrisna MHum dan dua orang peneliti utama bidang arkeologi klasik Drs Nanang Saptono dan Dra Endang.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan metode survey permukaan ini tim arkeolog menemukan sejumlah fragmen tembikar, pecahan batu bata dengan ukuran yang beragam, dan struktur bangunan batu bata dengan profil di sisinya. Tim juga menemukan lempeng batu, makam yang dipercaya sesepuh desa dan bekas kolam yang sudah tertutup tanah.
Tim juga melakukan metode wawancara kepada masyarakat terkait keberadaan temuan tersebut yang dikaitkan dengan cerita yang berkembang di masyarakat.
Kepala Balar Jawa Barat Deni Sutrisna mengatakan pihaknya belum dapat menyimpulkan terkait dengan temuan temuan tersebut karena yang dilakukan tim masih penelitian awal.
“kita belum bisa menyimpulkan terkait temuan yang ada di Sambimaya ini. Perlu ada penelitian lanjutan,” jelas Deni Sutrisna.
Deni menjelaskan, pada penelitian awal selama dua hari ini pihaknya belum mendapatkan titik terang yang mengarah pada wujud sebuah bangunan semisal candi ataupun bangunan lainnya. Untuk itu, kata Deni agar masyarakat tidak melakukan aktivitas yang dapat merusak sehingga nantinya dapat mengaburkan nilai nilai kesejarahannya.
Penelitian selama dua hari ini, tim peneliti dari Balar Jawa Barat melakukan penelitian ke sejumlah titik di desa Sambimaya yakni gundukan tanah di Blok Dingkel, gundukan tanah di Blok Sambi Lawang lor, gundukan tanah di Blok Kontol Kobong, dan gundukan tanah di Blok Buyut Siwur.
Kepala Desa Sambimaya H Sutarman menjelaskan bahwa masyarakat desanya sangat antusias dengan adanya penelitian tersebut. Pihaknya berharap agar penelitian lanjutan tidak berlangsung lama sehingga informasi adanya dugaan bangunan Candi di desa Sambimaya menjadi kenyataan.
“Bila berkenan para arkeolog ini dapat kembali lagi ke Sambimaya untuk meneliti secara berkelanjutan,” harap Sutarman.
Sutarman menjelaskan sudah banyak masyarakat dari luar desa yang datang ke desanya hanya untuk mengetahui dari dekat tentang informasi yang beredar di media sosial tersebut. Apalagi, bila struktur bangunan itu benar benar berwujud bangunan candi.
“saya harap pemerintah baik di pusat maupun daerah untuk memperhatikan temuan ini,” harap Sutarman. (*)