INDRAMAYU –
Kapal nelayan pencari ikan “Putra Bahari” tenggelam diterjang gelombang pasang di perairan Indramayu Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Kamis (04/06/2020) sekitar pukul 10.30 WIB.
Dalam insiden ini, dua anak buah kapal (ABK) hilang ditelan gelombang tinggi di perairan Indramayu. Satpolair Polres Indramayu masih melakukan pencarian terhadap dua korban ABK Putra Bahari tersebut.
Kasat Polair Polres Indramayu AKP Tohari mengatakan kapal nelayan Putra Bahari berangkat melaut dengan 2 ABK yaitu Rasipan (50 tahun) warga Desa Tambak RT 10 RW 03 Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Rasipan juga bertugas sebagai nahkoda. Sementara itu satu ABK lainnya yakni Opik (22 tahun) Warga Desa Babadan Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
Kapal pencari ikan tersebut, berangkat pada hari Rabu 3 Juni 2020 pukul 06.00 WIB dari muara laut pantai Karangsong untuk mencari ikan. Setelah melaut sehari semalem, kemudian pada hari Kamis, 04 Juni 2020 sekitar pukul 10.15 WIB, perahu tersebut hendak merapat untuk pulang kembali ke darat melalui muara Karangsong.
Namun, pada saat perahu masuk ke muara Karangsong, perahu tiba-tiba terbalik dan tenggelam. Perahu tersebut diterjang angin yang kencang dan ombak yang sangat besar. Nelayan terdekat yang berada dilokasi kejadi, tidak ada yang berani utk membantu karena gelombang ekstrem di lokasi kejadian.
“Satpol Air Polres Indramayu setelah menerima laporan dari para nelayan yang berada dipinggir pantai muara Karangsong langsung merapat ke lokasi untuk mengevakuasi korban. Tetapi setelah tiba dilokasi, korban sudah tidak ada dan hanya ada barang-barang serta peralatan perahu yang masih ada disekitar perahu,” kata AKP Tohari.
Barang yang ditemukan diantaranya 3 fiber tempat ikan, 2 derigen BBM, 4 termos nasi, 1 galon Aqua dan 1 tempat pakaian. Untuk sementara perahu masih dalam keadaan tenggelam dan terbalik di muara Karangsong.
Sementara itu, Kardilah (48 tahun) nelayan di perairan muara karangsong mengaku saat kejadian angin kencang dan gelombang air setinggi lima meter.
“Kapal sempat terombang-ambing sebelum terhempas dan tenggelam. Kami tidak berani mendekat ke kapal Putra Bahari, karena gelombang cukup tinggi,” kata dia. (IJnews)