Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengungkap keinginannya mengkloning prajurit kerajaan kuno yang ditemukan di sebuah kuburan di Siberia. Foto/Alexey Mikhailov/RGO/The Sun
MOSKOW – Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menebar sensasi dengan mengungkap keinginannya untuk mengkloning prajurit kerajaan kuno yang ditemukan di sebuah kuburan di Siberia.
Sergei Shoigu juga mengatakan ingin mengkloning kuda yang ditemukan di situs pemakaman Skit. Situs kuburan kuno di Republik Rusia Tuva itu sudah berusia 3.000 tahun.
Kaum Skit adalah pengembara yang tinggal di Asia Tengah, Eropa Timur, dan sebagian Asia Selatan antara abad ke-7 SM dan abad ke-3 Masehi. The Sun melaporkan, mereka sering dikuburkan dengan kuda-kuda yang mereka gunakan untuk berperang.
Shoigu, salah satu sekutu terdekat Putin, memulai penggalian arkeologi Rusia-Swiss di sebuah situs yang dikenal sebagai Lembah Para Raja Tuva. Penggalian dimulai tiga tahun lalu dan menariknya, para ilmuwan membawa seorang dukun zaman modern dengan tujuan tidak ingin membuat marah roh orang mati yang dibongkar. “Tentu saja, kami sangat ingin menemukan bahan organik,” kata Shoigu dalam sesi Masyarakat Geografis Rusia.
Dia kemudian menjelaskan dalam siaran TV Zvezda bahwa bahan organik bisa berarti “akan mungkin untuk membuat sesuatu darinya, jika bukan Dolly the Sheep”. Dolly menjadi mamalia hasil kloning pertama pada tahun 1996 di Edinburgh.
Sayangnya, Dolly mati pada 2003 karena radang sendi dan kanker. Sejak saat itu, banyak mamalia lain telah dikloning.
Ilmuwan berpikir bahan organik yang diperlukan untuk kloning masih bisa dilakukan. Syaratnya, ada di sisa-sisa Siberia kuno karena terawetkan di lapisan es. “Banyak hal telah dikonfirmasi, tetapi masih banyak yang harus dilakukan,” ucap Shoigu.
Sebagai prajurit, orang Skit dianggap brutal. Dalam teks Yunani kuno dikatakan mereka membuat jubah dari kulit kepala korbannya.
Mereka juga dikatakan telah menggunakan tengkorak musuh sebagai cangkir minum dan meminum darah musuhnya. Penggalian lebih lanjut diharapkan di situs Tuva serta lebih banyak analisis sisa-sisa prajurit.
Dalam berita arkeologi lainnya, sebuah Kota Mesir Kuno telah ditemukan setelah 3.000 tahun. Para ahli menyebutnya sebagai “penemuan paling penting sejak makam Tutankhamun”.
Sebuah lempengan batu yang digali yang berasal dari Zaman Perunggu mungkin mewakili peta tertua di Eropa. Dan, sebuah studi baru mengklaim temuan akhirnya memberikan beberapa jawaban mengapa seorang uskup abad ke-17 dimakamkan dengan janin. (IJnews)