Pengemudi travel saat terkena operasi penyekatan larangan mudik Lebaran 2021 di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Foto: Andre Adryn/IJnews
KUNINGAN – Pengusaha angkutan umum menjadi pihak yang terdampak langsung larangan mudik Lebaran 2021 yang diberlakukan pemerintah pusat. Sebab, angkutan umum seperti travel tidak bisa beroperasi setelah pemberlakuan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.
Seperti halnya yang dirasakan salah satu pemilik Bayem Tour and Travel, Udin Kusnedi. Sejak diberlakukan larangan mudik, puluhan kendaraan travel miliknya terpaksa dikandangkan.
“Iya kami mau gimana lagi, karena ini perintah dari pemerintah untuk melarang mudik. Sehingga angkutan kita tidak beroperasi seperti biasanya,” ungkap Udin Kusnedi, Jumat (7/5/2021).
Pihaknya merasa prihatin, karena kebijakan larangan mudik, banyak pegawainya yang tidak berpenghasilan untuk mengangkut penumpang. Namun di sisi lain, kebijakan pemerintah ini sebagai upaya untuk menekan penyebaran COVID-19 di seluruh Tanah Air.
“Saya yakin bukan hanya saya sendiri, semua pengusaha angkutan pasti merasakan hal yang sama. Dampaknya luar biasa, angkutan travel jelas tidak bisa jalan, karyawan juga diliburkan. Padahal kebutuhan mereka menjelang Lebaran juga harus dipenuhi,” bebernya.
Udin menyebutkan, sebanyak 30 angkutan travel miliknya terpaksa dikandangkan di garasi. Seharusnya saat momentum jelang Lebaran ini, para sopir bisa mendapatkan penghasilan lebih karena banyaknya pemudik dari luar kota.
“Karena banyak pendatang dari luar kota datang ke Kuningan, kalau tidak salah hampir puluhan ribu orang Kuningan itu perantau. Mungkin akan banyak imbas terhadap sektor perekonomian kita di Kuningan,” tandasnya.
Kendati dalam keadaan sulit seperti ini, Udin mengaku, tetap memberi perhatian kepada karyawan travel miliknya. Walaupun mengalami kerugian karena tidak beroperasinya angkutan travel.
“Kalau perkiraan kerugian berapa, ya jelas rugi ada. Kendaraan juga tetap butuh perawatan walau tidak beroperasi, namun kita coba untuk menekan beberapa pengeluaran biaya agar tidak terlalu besar,” klaimnya.
Dia menyebutkan, sejak pandemi COVID-19 ini memang bisnis angkutan umum terkena imbas cukup besar. Karena mobilisasi masyarakat dibatasi, ditambah kini tidak bisa beroperasi akibat larangan mudik.
“Mudah-mudahan pandemi ini cepat berlalu dan ekonomi bangsa kita cepat pulih kembali. Sebab imbasnya bukan hanya pengusaha angkutan saja, namun semua sektor betul-betul terdampak pandemi,” katanya memaklumi. (Andre Adryn/IJnews)