CIREBON – Stok kantong jenazah di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Jawa Barat, menipis. Kondisi ini terjadi karena tingginya angka kematian akibat COVID-19 seiring meningkatnya kasus positif.
Kepala BPDB Kota Cirebon, Khaerul Bahtiar mengatakan, pihaknya sudah mengajukan 1.000 kantong jenazah kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Kami sudah distribusikan 50 kantong jenazah ke tim pemulasaraan. Sekarang yang ada di kami tinggal 20 kantong jenazah. Kita sudah ajukan ke BPNB langsung, 1.000 kantong yang kita ajukan,” kata Khaerul, Jumat (23/7/2021).
Khaerul mengatakan permintaan kantong jenazah mengalami peningkatan selama pandemi COVID-19. Sebelum angka kasus positif dan angka kematian akibat COVID-19 meningkat, kantong jenazah biasanya digunakan ketika ada bencana alam atau temuan jenazah akibat tenggalam.
“Sebelum COVID-19, kantong jenazah atau mayat itu digunakan saat adanya temuan jenazah tenggelam. Saat pandemi, dinas teknis yang menangani pemakaman (DPRKP) juga minta ke kami,” kata Khaerul.
Pihaknya selalu berkoordinasi dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP) Kota Cirebon terkait distribusi kantong jenazah. Selama ini, DPRKP juga mengandalkan BPBD untuk menangani jenazah COVID-19.
Khaerul menjelaskan untuk mengantisipasi rumitnya distribusi saat terjadi peningkatan permintaan, BPBD menggunakan sistem distribusi langsung ke tim pemulasaraan. BPBD langsung mendistribusikan puluhan kantong jenazah dalam satu kali waktu.
“Terakhir 50 kantong jenazah kami distribusikan. Kalau habis silakan minta lagi,” kata Khaerul.
“Dua minggu lalu kami distribusikan yang 50 kantong itu. Sampai sekarang belum ada permintaan lagi. Mudah-mudahan ini kabar baik, artinya kasus COVID-19 di Kota Cirebon menurun,” kata Khaerul. (*)
