KUNINGAN – Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kuningan pada Semester I 2021 mencapai Rp 1,102 triliun atau hanya 40 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 2,742 triliun.
Hal tersebut terungkap saat Bupati Kuningan, Acep Purnama membacakan secara langsung pengantar nota keuangan laporan realisasi APBD Kabupaten Kuningan semester pertama Tahun Anggaran (TA) 2021 dalam rapat paripurna secara virtual di Gedung DPRD Kabupaten Kuningan, Jumat (30/7/2021).
Dikatakan Acep, rendahnya PAD Kabupaten Kuningan pada Semester I 2021 tak lepas dari situasi dan kondisi saat ini akibat pandemi COVID-19.
“Kami simpulkan bahwa realisasi baik itu pendapatan maupun belanja daerah di Kabupaten Kuningan, sampai dengan semester pertama TA 2021 ini masih sangat rendah. Penyebabnya tentu tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi, terutama pandemi COVID-19 yang sampai saat ini belum berakhir,” kata Bupati Acep.
Menurutnya, pandemi tersebut menyebabkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat menjadi tidak menentu. Bahkan untuk mengatasi hal itu, pihaknya perlu mengambil kebijakan-kebijakan yang tentu mengedepankan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan warga.
“Salah satunya melalui kebijakan refocusing anggaran. Sehingga kondisi tersebut mempengaruhi terhadap realisasi penyerapan APBD TA 2021 yang telah berjalan selama 1 semester ini,” ucapnya.
Dia menjelaskan, Pendapatan Daerah yang ditargetkan sebesar Rp 2,742 triliun hanya terealisasi Rp 1,102 triliun atau sekitar 40,19 persen. Adapun rinciannya yakni PAD dengan target Rp 337,140 miliar hanya terealisasi Rp 138,449 miliar atau 41,07 persen.
“Kemudian Pendapatan Transfer dari target Rp 2,367 triliun terealisasi Rp 933,925 miliar atau 40,69 persen. Sedangkan lain-lain pendapatan daerah yang sah dari target Rp 38,157 miliar hanya terealisasi 762,642 juta atau 2 persen,” bebernya.
Di sisi lain, Ia menyampaikan, anggaran Belanja Daerah dari rencana target sebesar Rp 2,741 triliun hanya terealisasi Rp 1,005 triliun atau 36,67 persen. Adapun rinciannya terdiri dari Belanja Operasi direncanakan Rp 1,886 triliun hanya terealisasi Rp 802,432 miliar atau 42,52 persen.
“Selanjutnya Belanja Modal dari rencana Rp 382,601 miliar realisasi hanya Rp 17,817 miliar atau 4,66 persen. Berikutnya Belanja Tidak Terduga dari rencana Rp 27,410 miliar realisasi Rp 7,344 miliar atau 26,79 persen, serta Belanja Transfer dari target Rp 444,020 miliar realisasi Rp 117,530 miliar atau 39,98 persen,” tutupnya.(*)