INDRAMAYU – Bentrokan antarpetani tebu di perbatasan Kabupaten Majalengka dan Indramayu, Jawa Barat, yang menewaskan 2 orang petani, diduga dipicu provokasi preman.
Bupati Indramayu Nina Agustina mengutuk aksi premanisme yang menunggangi peristiwa tersebut.
“Premanisme tidak kita halalkan. Tidak kita perbolehkan. Kepala daerah punya tugas menjaga dan melindungi rakyatnya,” kata Nina di Pendopo Bupati Indramayu, Selasa (5/10/2021).
Nina menyayangkan bentrokan yang terjadi di perbatasan antara Majalengka dan Indramayu, tepatnya di Desa Kerticala, Kecamatan Tukdana, Indramayu, Senin (4/10/2021).
“Akibat ini semua kena imbasnya. Semua mengalami kerugian, terutama petani,” kata Nina.
Nina juga mengapresiasi pihak kepolisian dan TNI yang langsung bergerak cepat mengamankan sejumlah orang. Ia tak menoleransi adanya kepentingan kelompok hingga menimbulkan korban jiwa.
“Saya minta kepada aparat untuk menindak tegas. Bukan saya tidak melindungi rakyat. Tapi jangan sampai ada yang menunggangi atas nama rakyat,” ucap Nina.
Lebih lanjut, Nina mengaku sebelumnya telah melakukan koordinasi terkait penyelesaian garapan lahan. Ia menduga adanya ketidaksabaran salah satu kelompok terkait upaya dalam menyelesaikan lahan garapan.
“Ini ada ketidaksabaran dan berlarut larut akhirnya meledak,” kata Nina. (*)