INDRAMAYU –
Petani Indramayu mendatangi kantor Bupati Indramayu, Senin (15/11/2021).
Para petani itu hendak menanyakan nasib mereka yang tidak bisa menggarap lahan pasca tragedi berdarah yang sebelumnya terjadi di lahan milik Pabrik gula (PG) Jatitujuh di wilayah perbatasan Indramayu-Majalengka.
Salah seorang petani, Sukana (44 tahun) mengatakan, sejak bentrok tersebut terjadi, ia bersama petani lainnya tidak lagi memiliki mata pencaharian untuk menghidupi keluarga.
“Sehari-hari menganggur, kerja juga serabutan,” ujar dia.
Masih disampaikan Sukana, kedatangan mereka pada hari ini dilakukan secara spontan tanpa melakukan pemberitahuan lebih dahulu.
Tujuannya, hanya ingin menanyakan nasib perihal kondisi yang saat ini para petani alami.
Ia juga menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada pemerintah terkait soal tersebut.
“Kami hanya ingin minta penjelasan, bukan demo atau semacamnya, berharap pemerintah melakukan mediasi dan ada titik temu,” ujar dia.
Di sisi lain, dikatakan Sukana, petani yang datang ke Pendopo Indramayu hari ini bukan petani mitra PG Jatitujuh.
Hanya saja, sebelum konflik itu terjadi, mereka sudah terbiasa menggarap lahan tersebut.
Dari lahan itu, menjadi satu-satunya mata pencaharian mereka.
Para petani pun ingin meminta solusi kepada pemerintah menyikapi persoalan yang para petani hadapi.
“Tadi sudah audiensi, tapi ditemuinya sama pak Asda II, katanya nunggu dulu permasalahan ini akan dibahas lebih dahulu karena ibu Bupatinya sedang tidak ada,” ucap dia. (IJnews)