Indramayujeh.com, Kuningan – Penerapan integrated farming oleh P4S Hijrah Farm di Kuningan, Jawa Barat, mendapat pujian dari HKTI Kuningan. Apalagi pola integrated farming ini terbukti meningkatkan efisiensi, sehingga bisa mendukung para petani lokal.
“Ini bukan hanya inovatif dalam efisiensi pertanian, tetapi juga mendukung petani lokal. Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi petani di wilayah lain, untuk mengadopsi praktek pertanian yang berkelanjutan,” kata Ketua HKTI Kuningan, Hanyen Tenggono usai mendampingi Kepala BPPSDM Kementerian Pertanian RI, Dedi Nursyamsi saat kunjungan ke lokasi P4S Hijrah Farm Kuningan.
Oleh sebab itu, Ia sangat apresiasi terhadap penerapan integrated farming di P4S Hijrah Farm Kuningan. “P4S Hijrah Farm Kuningan beranggotakan 29 kelompok, mereka menerapkan integrated farming dalam produksi sehari-hari,” ucap Hanyen Tenggono, Minggu (1/10/2023).
Dia menyebut, setiap kelompok yang ada beranggotakan masing-masing 12 orang. Mereka mengusahakan ternak sapi dan domba dengan mengolah limbahnya untuk pemupukan di sawah.
“Kemudian sub sektor peternakan memiliki peran yang strategis dalam sektor pertanian, melalui penyediaan protein hewani (daging, telur dan susu) terutama dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Selain itu, sub sektor peternakan juga memiliki peran dalam penyediaan tenaga kerja baik di pedesaan maupun perkotaan,” ungkapnya.
Sementara Kepala BPPSDM Kementan RI, Dedi Nursyamsi turut apresiasi adanya integrated farming di Kabupaten Kuningan. Ini merupakan hal luar biasa, ketika jerami digunakan sebagai bahan pakan ternak hingga menjual pupuk kompos untuk membeli pakan ternak.
“Selanjutnya salah satu program organik adalah eco enzim, manfaatnya tidak hanya untuk pertanian tetapi juga untuk kesehatan dan aksesoris. Produk unggulan seperti eco enzim dan sabun kesehatan, diharapkan dapat membantu perekonomian,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu terjadi sesi tanya jawab dengan Ketua P4S Hijarh Farm Kuningan, M Aban Samsana. Menurut Aban, kini jumlah hewan yang sedang diternak ada 30 ekor sapi.
“Tapi pada musim tertentu, kami membeli sapi sebelum Idul Fitri di Jawa Timur, dengan kapasitas kandang bisa memuat 500 ekor. Kemudian dilakukan penggemukan selama 5 bulan agar saat Idul Adha dapat terjual,” tutupnya.(*)