INDRAMAYU –
Sejumlah pabrik penggilingan beras (PB) di Kabupaten Indramayu menutup usaha mereka.Pabrik penggilingan beras di beberapa wilayah, tidak beraktifitas.Hal itu, dikarenakan permintaan dari bandar-bandar beras di pasar induk Cipinang Jakarta terpaksa dihentikan.
“Sejak empat hari lalu, kami tidak berproduksi.Bandar beras dari pasar Induk Cipinang tidak memesan beras ke kami,”kata Sardi,pengusaha beras asal Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu.
Penghentian pengiriman beras ke Jakarta ini menyusul kekhawatiran pedagang beras di pasar induk Cipinang terkait beras oplosan.”Mereka khawatir dianggap mengoplos beras dan terjerat pidana seperti PT Indo Beras Unggul (IBU).Jadi hal itu berimbas hingga ke daerah,”kata dia.
Di Kecamatan Kandanghuar, terdapat sejumlah pedagang beras yang biasa menyuplai kebutuhan beras untuk warga DKI Jakarta.Setiap harinya, kurang lebih 100 ton dikirim ke Jakarta melalui pasar induk Cipinang.”Selama empat hari, produksi beras lumpuh.Kami tidak melakukan produksi di tempat penggilingan beras,karena tidak ada pemesanan,”kata dia.
Sejumlah penggilingan beras yang tidak berproduksi,juga terdapat di Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu.Sejumlah penggilingan beras yang menjadi pemasok beras ke pasar Cipinang, terpaksa menutup usaha penggilingan beras mereka.
Suranto,pengusah beras asal Kecamatan Sliyeg mengaku tidak mengirim beras ke Pasar Induk Cipinang sejak tiga hari terakhir.”Pengiriman ke Cipinang dihentikan.Bandar besar di Pasar Induk Cipinang memilih untuk menghentikan pengiriman,”kata dia.
Sementara itu, penggilingan beras yang ada di Kabupaten Indramayu yang tetap beroperasi, hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Pengusaha beras,Nuridin mengaku sempat berhenti menyuplai beras ke DKI Jakarta,lantaran khawatir terjerat tindak pidana soal beras oplosan.
“Hari ini,saya coba mengirim ke DKI Jakarta lagi.Sebelumnya sempat distop dulu karena takut melanggar aturan soal beras,”kata dia.
Pelaku usaha komoditas beras di Kabupaten Indramayu, berhenti menyuplai beras ke pasar induk Cipinang Jakarta pasca penggerebekan gudang beras milik PT. Indo Beras Unggul (IBU) di bekasi karena diduga menjual beras ditingkat konsumen jauh lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah. Pelaku usaha di Kabupaten Indramayu pun lebih memilih tidak menyuplai beras mereka karena cemas dan takut dikriminalisasi.(tomi indra)