CIREBON –
Sejumlah kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di Kota Cirebon terpantau mengalami kenaikan. Di antaranya beras, daging ayam, telur ayam dan beberapa komiditas kepokmas lainnya.
Untuk mengendalikan dan menstabilkan harga, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon menggelar operasi pasar selama dua hari di depan Pasar Kramat Kota Cirebon.
Bahan pokok yang dijual dengan harga di bawah harga pasaran, di antaranya beras premium Rp10.300/kg, telur ayam Rp20.000/kg, minyak goreng Rp10.000/kg, daging ayam Rp29.000/kg, dan daging sapi Rp73.000/kg.
Kepala KPw BI Cirebon M Abdul Majid Ikram mengatakan, pasar murah digelar untuk menjaga daya beli masyarakat dan ketersediaan stok pangan tetap terjaga. “Kami menjaga harga-harga itu bergejolak lebih tinggi, dan menjaga demand yang cukup tinggi,” katanya, Kamis (14/2/2019).
Menurutnya, ada dua faktor yang menyebabkan harga beras mengalami kenaikan yakni karena saat ini sedang masuk masa tanam dan cuaca yang kurang mendukung. “Saat ini sedang musim tanam, mungkin Maret atau April akan panen. Faktor cuaca juga berpengaruh,” ujarnya.
Abdul menyatakan, harga kepokmas yang dijual memiliki selisih antara Rp2.000 hingga Rp 3.000 dengan harga di pasaran. “Perbedaan harganya bervariasi, yang pasti kita jual dibawah harga pasar,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Cirebon Ety Herawati mengatakan, kenaikan harga bahan pangan kerap menyulitkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk itu pihaknya mengapresiasi langkah TPID dan KPw BI Cirebon dalam menstabilkan harga.
“Kita bersama dengan pihak terkait akan selalu memantau dan melakukan langkah-langkah antisipatif jika terjadi lonjakan harga pangan yang membuat masyarakat resah,” ungkapnya. (Juan)