PURWAKARTA –
Ratusan personel TNI dan Polri melaksanakan simulasi latihan pengamanan Pemilu Legislatif dan Presiden 2019 di Lapangan Batalyon Armed 9/Pasopati Kostrad, Jalan Kamis (14/2/2019) sore.
Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad Mayjen TNI Agus Rohman mengatakan, simulasi pengamanan Pemilu 2019 ini digelar untuk memastikan kesiapan, sekaligus menangkal segala potensi ancaman yang mungkin terjadi selama proses, saat dan setelah pelaksanaan pesta demokrasi yang akan digelar 17 April mendatang.
“Sebentar lagi kan kita memiliki presiden dan legislatif, nah simulasi ini dalam rangka untuk menghadapi pesta demokrasi tersebut. Kita sebagai aparat TNI dan Polri, sudah menjadi tugasnya untuk bisa menjaga kelancaran ini,” kata Agus.
Selain itu, lanjut Jenderal bintang dua itu, simulasi pengamanan Pemilu 2019 juga sebagai upaya meningkatkan sinergitas TNI dan Polri.
“Sesuai dengan amanat undang-undang, TNI bisa memberikan bantuan kepada kepolisian dan pemerintah daerah jika dibutuhkan. Dengan simulasi ini kita bisa perhatikan supaya tahu tugas tanggung jawabnya, kapan TNI memberikan bantuan ke Kepolisian dan ada prosedurnya yakni Kepolisian meminta bantuan kepada kami,” jelasnya
“Pada intinya, simulasi latihan ini memberikan pembekalan pemahaman kepada kita semuanya bagaimana menghadapi ancaman yang mungkin kita hadapi saat Pemilu nanti,” ujar Agus menambahkan.
Di tempat yang sama, Komandan Resimen Armed 2/1 Kostrad, Kolonel Arm Yuniar Dwi Hantono mengatakan, simulasi latihan diikuti personel dari berbagai satuan, seperti dari Batalyon Armed 9 Pasopati Kostrad, Kodim 0619 Purwakarta, Polres Purwakarta, Brimob Subden 3 Den C Pelopor Purwakarta, serta instansi pemerintah seperti Damkar dan Satpol PP Kabupaten Purwakarta.
“Skenario simulasi diantaranya berkaitan dengan penanganan potensi unjuk rasa. Tim gabungan kemudian berupaya melakukan pengendalian massa, termasuk dengan menggunakan kendaraan taktis seperti water cannon untuk menghalau massa. Selain itu, upaya pencegahan serta deteksi gangguan keamanan juga dilaksanakan dengan patroli gabungan Babinsa serta Bhabinkamtibmas,” jelas Yuniar.
Danmen mengatakan, pada dasarnya sinergitas semua lembaga diperlukan dalam mengamankan agenda politik yang akan digelar dalam waktu dekat. Hal itu diperlukan mengingat pengamanan tidak bisa hanya mengandalkan satu instansi saja. (Lily Kurniadi)