KUNINGAN –
Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kabupaten Kuningan, Rana Suparman mempertanyakan hasil survei Jamparing Research (JR) Kuningan yang menunjukkan kemenangan PAN di Pileg 2019. Rana menuding survei yang dilakukan JR Kuningan tak lebih dari survei internal salah satu partai yang berkepentingan.
“Ya saya aneh aja ya, kok survei dipublikasikan. Kalau memang surveinya Partai Amanah Nasional, ya internal kan biasanya. Kok kenapa harus dikonfirmasi ke KPU dan kemana-mana,” kata Rana saat ditanya awak media, Kamis (21/3).
Akan tetapi, Rana juga melihat sisi positifnya, yakni bagi partai-partai yang elektabilitasnya anjlok agar segera berbenah diri. Di sisi lain, dirinya juga meminta, agar awak media bisa bersikap objektif.
“Tapi bagi saya itu bagus, motivasi partai-partai lain untuk bergerak. Nah setidaknya kita ingin membuktikan peta yang ada di survei itu. Kalau di survei itu ini kalah itu kalah, kan di cek ulang akhirnya. Ya terima kasih, yang awalnya kita percaya diri kepada peta kita, dibuat penyeimbang oleh teman-teman dari Jamparing, ada survei, kan begitu,” ujar Rana.
“Kalau PAN bisa melebihi suara PDIP ya itu nasib bagusnya. Tapi kan kami juga bergerak, kami tau kok Dapil I basis PAN dimana, Dapil II dimana saja, Dapil III mana, Dapil IV dimana, terus Dapil V juga, hallo nanti saya akan turun ke basis PAN. Kita punya data kok, saya itu punya data hasil pemilu dari yang dulu sampai sekarang, itu ada. Kami juga melakukan survei, tapi kan tidak boleh dipublikasi, itu kan etika politik. Dari situ saja sudah kelihatan cara berpikir politiknya, masa hasil survei dikonfirmasi ke KPU, gak boleh dong. Maksudnya mau minta KPU supaya memegang teguh kepada hasil itu kan gak boleh, karena pemilunya belum,” bebernya.
Saat ditanya rasional atau tidak hasil survei yang dilakukan JR, Rana menyebut, hal itu kembali lagi kepada siapa yang melakukan survei. Sebab lembaga survei mempunyai metode sendiri, begitu juga PDIP dan partai lainnya memiliki metode survei tersendiri.
“Tapi saya jadi tahu, bahwa potensi yang melakukan survei ini dari partai ini, disini yang jadi basis calon tertentu. Nah jadi tahu loh, maksudnya hitungan dari teman kita dengan hitungan yang dilakukan hasil survei menjadi penyeimbang bagi kita. Nah, itu kan ruang bagi kami melakukan evaluasi, ketika kader-kader kami mengatakan itu basis (PDIP, red), lalu ternyata hasil survei teman-teman yang lain itu diklaim menjadi basis PAN, kita kan menjadi tahu, tinggal kita membuat skema bagaimana cara masuknya saja,” ungkapnya.
Dia menceritakan, bahwa hasil Pemilu 2014 silam, Dapil I PDIP meraih 2 kursi penuh dengan sisa suara 5.000 yang menjadi kursi. Bahkan sudah di kroscek juga basis-basis PDIP dimana saja, sehingga bisa diketahui apakah ada perubahan atau tidak, karena pada kenyataannya malah bertambah. Wilayah Cigugur misalnya diyakini suara PDIP bertambah termasuk Hantara, Ciniru, dan Garawangi.
“Dapil III kita 2 kursi penuh, sisa suaranya 5.000 lebih, malah 6.000, itu sudah di kroscek ulang. Maleber juga, saya bilang haloo, kita ketemu di hasil akhir nanti. Lebakwangi kita lihat hasilnya seperti apa. Mungkin ada yang melihat calon lain saya ke situ secara pribadi, di Dapil IV juga hampir 10 desa lebih yang saya datangi, dan semua konsolidasi di Dapil IV. Saya masuk Cibeureum, saya masuk Cibingbin kok. Hallo ya, saya kasih tahu nih ya. Jadi, jangan kegeeran dulu deh, saya kasih tahu ya,” sindirnya.
Rana melanjutkan, Dapil V pada Pemilu 2014 meraih 1 kursi penuh dengan sisa suara 4.000, hanya kalah 204 suara oleh Partai Demokrat. Ia menantang agar semua dicek, bahkan diyakini bahwa partai yang pada pemilu 2014 menang suaranya akan turun, dan mengajak untuk dapat membuktikannya nanti di Pemilu 17 April 2019. “Saya sih targetnya naik dari kemarin ya, saya berharap sisa-sisa dari yang kemarin ini menjadi kursi. Kita punya sisa suara Dapil IV, Dapil I, punya sisa suara cukup besar di Dapil III dan V, ya kita harap ini nanti jadi kursi lah. Sederhana kok, kenapa saya ingin ini dijadikan kursi, ya karena ada sisa suara,” sebutnya lagi.
Menurutnya, untuk mendongkrak suara 1.000 atau 2.000 saja dinilai sangat susah. Namun adanya survei JR, Rana berterima kasih karena hampir saja ternina-bobokan dengan angka-angka yang ada di lapangan. “Pas ada survei Jamparing, saya jadi bangun kembali, saya turun lagi, saya undang lagi caleg saya, saya undang lagi struktur saya, kita kroscek di lapangan, kan ada DPT di setiap desa. Ranting apakah tidak mampu mengamati 4.000 orang di desanya, siapa yang sudah di kita, siapa yang di pihak partai lain, dan yang masih abu-abu masih bisa diajak bicara. PAC dan Ranting PDIP masih solid,” tutupnya. (Andri)