INDRAMAYU –
Bangunan SDN Kiara Kurung dalam kondisi rusak. Sarana sekolah dasar yang terletak di Desa Situraja, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu itu, kondisinya sangat memprihatinkan.
Kerusakan terjadi pada bagian plafon ruang guru dan perpustakaan. Akibatnya, kedua ruangan tersebut kerap bocor setiap turun hujan. Selain itu, dinding tembok yang sudah lapuk dan lantai keramiknya sudah pecah-pecah, serta menimbulkan kotoran debu
Ketika masuk ke dalam ruangan kelas, terlihat kursi dan meja untuk belajar para murid pun sudah rusak. Tak beda jauh dengan ruang guru dan perpustakaan, atap ruang kelas pun dalam keadaan rusak dan fasilitas lainnya, termasuk toilet tidak berfungsi.
Kepala Sekolah SDN Kiara Kurung, Sujatna mengatakan, kerusakan gedung sekolah dan ruang belajar sudah berlangsung sejak lama, seblum dirinya menjadi kepala sekolah.
Dia mengaku, pihaknya telah mengajukan bantuan perbaikan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Indramayu, namun hingga kini belum terealisasi.
“Kondisi gedung Rudin dan Perpus serta ruang kelas tidak berplapon seperti ini dikhawatirkan bisa roboh sewaktu-waktu,” kata Sujatna kepada IJNews, Selasa (26/3/2019).
“Kami berharap pemerintah untuk segera membangun gedung ini, agar anak-anak nyaman dalam belajar,” tambahnya.
Menurut Sujatna, gedung SDN Kiara Kurung, dengan kondisi ruang kelas tidak ada plafon dan keadaan hampir semua rusak berat, ditambah dengan keberadaan perpus, rudin guru dan toilet siswa yang sudah tidak berfungsi.
Kendati begitu, kata dia, bangunan sekolah tersebut pernah diperbaiki pada 2012. Namun, kondisinya saat ini sudah kembali rusak. “Saat ini jumlah siswa SDN Kiara Kurung yang kurang guru dan sebanyak 98 dari kelas 1 hingga 6,” kata Sujatna
Sementara itu Camat Gantar, Asep Mahmud mengakui keadaan bangunan, SDN Kiara Kurung sangat memprihatinkan. Pihaknya berjanji akan segera berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Indramayu untuk proses perbaikan gedung sekolah yang diharapkan terealisasi tahun ini.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi itu,karena ini tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar,” tutup Asep. (Nanang)
