MAJALENGKA –
Masyarakat Majalengka dan sekitarnya dikejutkan dengan adanya kejadian unik nan menakjubkan. Warga pada Jumat (29/3) melihat adanya pelangi yang berputar diantara awan. Fenomena tersebut terlihat di beberapa kecamatan di Kabupaten Majalengka.Bahkan, bukan hanya dari Majalengka, pelangi tersebut juga terlihat dari wilayah Kabupaten Cirebon.
Lili Yulianti, warga Desa Cipinang Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat mengatakan, jika munculnya awan tersebut sekitar pukul 17.00 WIB. Mulanya, langit mulai gelap. Tiba-tiba beberapa gumpalan awan menjadi terang. Tidak berselang lama muncul pelangi yang berputar putar diantara awan tersebut.
“Sore itu memang langit gelap, dan tiba tiba beberapa gumpalan awan terang oleh sinar matahari lalu muncul pelangi yang melingkar diatas awan tersebut,” ungkapnya.
Pelangi tersebut muncul dan berputar sekitar 15 Menit. Sejumlah warga mengabadikan serta mengupload fenomena langka tersebut di akun media sosial dan mendadak viral.
Menurut masyarakat, fenomena pelangi berputar jaman dulu banyak terjadi. karena dari mitos turun temurun itu merupakan penanda peralihan musim. Namun, karena kerusakan alam, pelangi jarang sekali tampak diatas awan.
“Dulu selepas hujan dan kembali cerah sering muncul katumbiri (pelangi), yang katanya ada bidadari lagi mandi. Tapi sekarang jarang sekali ada pelangi, ” ujar Fajar salah seorang masyarakat Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka.
Bukan hanya di Kabupaten Majalengka, pelangi yang mengelilingi awan, terlihat dari wilayah Kabupaten Cirebon bagian Barat. Fahmi Nazib yang melihat pelangi tersebut juga sempat memfoto fenomena langka tersebut.
“Waktu mau pulang ke Majalengka lihat pelangi itu, namun tidak sejelas di Majalengka jika dilihat dari foto yang beredar di majalengka,” ujar Fahmi yang merupakan mahasiswa IAIN Cirebon asal Kabupaten Majalengka.
Terkait Fenomena unik tersebut, Forcaster BMKG Stasiun Meterologi Jatiwangi Bayu Satya menjelaskan, penampakan pelangi berputar itu dipicu oleh fenomena alam lainnya, yakni awan. Dia menjelaskan, posisinya yang berada di sekitar awan, menyebabkan pelangi tersebut muncul dengan bentuk demikian.
“Pelangi yang kemarin itu terjadi di sekitar awan dan tanpa adanya hujan. Cahaya matahari yang masuk ke dalam awan yang banyak mengandung partikel air,” ujar Bayu yang dihubungi lewat aplikasi Whatsapp. Minggu (31/3).Pelangi, jelas dia, terjadi sebagai akibat dari sejumlah proses.
“Fenomena ini merupakan proses bertemunya cahaya matahari dengan awan-awan yang tercipta dari butiran-butiran air ini akan membuat reaksi, yaitu awan akan memantulkan, membiaskan dan membelokkan cahaya dengan cara-cara yang sama,” jelasnya.
Dari berbagai proses tersebut, maka muncul cahaya dengan warna-warna dan juga panjang gelombang yang berbeda-beda. “Dari warna dan panjang gelombang yang berbeda-beda ini maka terbentuklah pelangi,” ujarnya.
Terkait ada anggapan bahwa fenomena itu sebagai tanda pergantian musim, Bayu menjelaskan, dilihat dari disiplin ilmu BMKG, hal itu tidak memiliki keterkaitan. (Oki)