INDRAMAYU –
Banjir yang menerjang permukiman pendudukan di Desa Plumbon, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, akibat luapan air Sungai Cimanuk, Senin (8/4/2019) pagi, dinilai sejumlah warga lebih parah dibandingkan peristiwa serupa pada 2014 silam.
Air Sungai Cimanuk mulai menggenangi permukiman warga Desa Plumbon, sekitar pukul 07.00 WIB. “Air masuk ke rumah sekitar Pukul 10.00 WIB,” ucap Teten, seorang warga Desa Plumbon.
Meskipun letak rumahnya jauh dari titik tanggul yang meluap, tetap saja rumah Teten tidak luput dari genangan air sungai. “Jam 08.00 WIB air menggenangi jalan, sekitar satu jam berikutnya air mulai besar dan sekarang sudah masuk rumah,” ujar Teten sambil membereskan perabotan rumahnya agar tidak terendam air.
Teten mengakui, banjir kali ini di wilayah Plumbon merupakan yang paling parah ketimbang kejadian serupa beberapa tahun lalu. “Di 2014 banjir juga, tapi tidak sampai masuk rumah, sekarang air masuk rumah,” terangnya.
Lantaran air sudah masuk ke rumah dan saat ini ketinggianya masih sebetis orang dewasa. Teten tetap berniat untuk mengungsi ke rumah putrinya yang tidak jauh dari kediamanya. “Nanti ngungsi ke rumah anak,” tegasnya.
Seperti diketahui, Permukiman warga di Desa Plumbon, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, diterjang banjir akibat luapan Sungai Cimanuk, Senin (8/4/2019).
Permukiman warga di Blok Gembul, Desa Plumbon jadi titik paling parah yang terdampak luapan Sungai Cimanuk. Ketinggian air di kawasan tersebut mencapai selutut orang dewasa. (Nafis)