MAJALENGKA,-
Tak terima dibentak dan mengebrak meja saat audiensi oleh pegawai dinas, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Majalengka geruduk kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Majalengka untuk mempertanyakan etika birokrat, Jum’at (3/4).
Bukan hanya itu, masa menuntut penanganan sampah yang buruk di Kabupaten majalengka. HMI juga meminta tanggung jawab dinas untuk segera mengantisipasi persoalan sampah karena mereka menganggap sampah merupakan masalah yang mendesak.
Ketua HMI Majalengka Eka Praseptio menjelaskan, ada 13 poin penting yang kami tuntut kepada pemerintah daerah diantaranya :
Pertama, Pejabat tinggi harus mengetahui dan memahami kinerja dalam sebuah instansi.
Kedua, DLH harus segera melaksanakan dan menyelesaikan pembebasan lahan agar relokasi sampah diwilayah – wilayah yang terkena buang sampah sembarangan tidak terulang kembali.
Ketiga, Sikap pejabat DLH harus memahami dan mengetahui etika profesi kelembagaan sehingga bisa melahirkan reformasi birokrasi dalam kelembagaan lingkungan hidup.
“Birokrat itu kan pelayan masyarakat dan harus beretika ga pantes bersikap arogan seperti itu,”.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nasha Hanna Haritzin yang menemui pendemo berdalih jika tidak maksimalnya penanganan sampah di kabupaten Majalengka karena terkendala anggaran. Dia berharap peran serta masyarakat untuk sadar bahaya sampah sehingga lebih disiplin membuang sampah pada tempatnya.
“Jujur saja kita terkendala anggaran, armada terbatas sehingga tidak bisa mengakomodir semua sampah di setiap sudut Majalengka,” ujarnya.
Masa yang tidak puas dengan jawaban kepala dinas, kembali melaksanakan orasi ke gedung pendopo bupati. Namun hanya diterima oleh Asisten pemerintah daerah. (Oki)