INDRAMAYU –
Kodim 06/16 Indramayu mengantisipasi praktik mafia air di tengah ancaman kekeringan yang bakal terjadi di kota mangga. Saat ini yang sudah memasuki musim kemarau memunculkan kekhawatiran terjadinya kekeringan, terutama bagi petani.
Sebagai langkah antisipasi, Dandim 06/16 Indramayu meminta masyarakat dan semua pihak untuk mengawasi proses gilir giring air demi menyelamatkan pertanian di Kabupaten Indramayu, khususnya di wilayah Indramayu barat.
Dandim 06/16 Indramayu Letkol Kav Agung Nur Cahyono, sudah memetakan areal pertanian di Indramayu barat yang berpotensi mengalami kekeringan di musim sadon. Hal itu berdasarkan informasi yang diterima dari Koramil atas keluhan warga terkait kekurangan air.
“Ini baru potensi kekeringan, sementara ini yang sudah mengeluh kekurangan air di wilayah Kandanghaur, sebagian Losarang yang baru musim tanam,” ungkap Dandim 06/16 Letkol Kav Agung Nur Cahyono.
Untuk mengantisipasi kekeringan terjadi di Wilayah yang sudah berpotensi tersebut, Letkol Kav Agung Nur Cahyono meminta semua pihak, tak terkecuali petani untuk mengawasi proses pengairan yang sudah terjadwal.
Menurutnya, mafia air tersebut tidak boleh ada apalagi sampai dipelihara secara terus-menerus, karena keberadaanya sangat menggangu petani. “Manakala ada indikasi mafia air, segera laporkan,” tegasnya.
Pihaknya memastikan, Kodim 06/16 Indramayu akan mengawal proses pengairan air untuk petani, mulai dari bendung Rentang, Sungai Sindupraja, Sungai Cipelang, hingga ke areal pertanian di Kecamatan Lorasang, Gabus, dan Kandanghaur.
“Pemda sudah menjadwalkan pengairan, Kodim 06/16 Indramayu siap mengawal tersedianya air untuk petani,” tandasnya.
Perlu diketahui, Pemkab Indramayu melalui Dinas PUPR telah mengeluarkan surat dengan nomor 611/1905/D.PUPR-IM, perihal pengelolaan distribusi air saluran induk Cipelang. Air dari saluran induk barat digelonbtorkan ke wilayah kerja UPTD Kecamatan Losarangt selama 8×24 jam. (Nafis)