MAJALENGKA –
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang awalnya digembar-gembor merupakan bandara dengan pelayanan penerbangan terbesar di Jawa Barat, hingga saat ini penumpangnya masih seret.
Kondisi mendapatkan sorotan dari Bupati Majalengka, Karna Sobahi. Kendati penerbangan untuk rute ke luar pulau Jawa sudah dipindahkan dari Bandara Husein Sastranegara Bandung ke BIJB Kertajati, nyatanya hingga sekarang belum ada peningkatan penumpang yang signifikan di BIJB.
Salah satu faktor yang dinilai turut memengaruhi jumlah penumpang yang terbang dari BIJB Kertajati adalah belum selesainya sejumlah proyek pembangunan fasilitas penunjang. Hal ini sangat disayangkan Bupati Karna Sobahi yang menilai mangkraknya pembangunan penunjang karena kurangnya perhatian pemerintah.
Disebutkan Bupati Karna Sobahi, masih sepinya aktivitas penerbangan di BIJB dipengaruhi oleh beberapa faktor penunjang yang pembangunannya sangat lambat seperti proyek tol Cisumdawu dan emergency plan.
“Coba kita bayangkan jika penerbangan dari Bandara Husain Sastranegara dialihkan ke Majalengka, tetapi aksesnya tol Cisumdawu pengerjaannya lambat,” ungkap Karna Sobahi usai upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Sabtu (1/6/2019).
Dikatakan Karna, kebutuhan sarana penunjang cukup urgensi seperti hotel, restoran, dan rumah sakit. Selama sarana atau fasilitas penunjang belum ada ataupun maksimal, maka menurut Bupati Karna Sobahi, BIJB akan terus-terusan sepi penumpang. Dampaknya maskapai penerbangan memilih berhenti beroperasi di BIJB seperti yang sudah terjadi.
“Kendala itu di antaranya ialah tentang perhatian pemerintah terdahulu, kurang fokus terhadap masalah emergencyplan yang akan mendukung proses berlangsungnya operasional airport BIJB ini,” jelas Karna.
Dia berharap, pemerintah provinsi maupun pusat mempercepat pembangunan penunjang Bandara supaya penumpang dapat mempertimbangkan untuk memilih akomodasi perjalanannya dari BIJB. (Oki)