KUNINGAN –
Harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di Kabupaten Kuningan terus merangkak nanik mendekati momen Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Lonjakan harga paling signifikan terjadi pada komoditas daging dan cabai.
Kenaikan harga terpantau terjadi setiap hari, ketika mendekati hari Idul Fitri 1440 H/2019 yang jatuh pada Rabu (5/6/2019) lusa. Hal ini disebabkan akibat makin tingginya jumlah permintaan daging sapi, yang kerap dijadikan santapan menu khas lebaran.
“Hari ini beberapa sayur mayur dan daging harganya terjadi kenaikan. Naiknya harga berangsung terjadi sejak hari kemarin, mungkin karena makin banyaknya warga yang berbelanja untuk kebutuhan menu lebaran nanti,” kata petugas pemantau harga Disperindag Kuningan, Arisman, Senin (3/6/2019).
Kenaikan harga paling mencolok lanjutnya, yakni terjadi pada harga daging sapi dan cabai merah. Kenaikannya berkisar antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per kilogramnya. “Harga per kilo daging sapi sekarang sudah Rp140 ribu dari sebelumnya Rp130 ribu. Lalu daging kambing naik menjadi Rp135 ribu dari Rp130 ribu per kilo, daging ayam naik dari Rp37 ribu pe rkilo jadi Rp39 ribu,” sebutnya.
Kebutuhan dapur yang lain masih kata Arisman, kenaikan harga terjadi pada cabai merah dari Rp50.000/kg menjadi Rp60.000/kg, cabai hijau Rp24.000/kg menjadi Rp30.000/kg, cabai rawit dari Rp24.000 jadi Rp30.000/kg, dan cabai keriting masih Rp50.000/kg.
Untuk bawang merah masih stabil di harga Rp30.000/kg dan bawang putih masih tetap Rp40.000/kg. “Semoga kenaikan ini tidak berlangsung lama ya, mungkin karena lebaran sebentar lagi jadi permintaan tinggi. Ini berdampak pada kenaikan harga, karena hukum pasar berlaku ketika permintaan tinggi maka harganya ikut naik,” terangnya.
Atas kondisi tersebut, membuat sejumlah pedagang daging sapi kebingungan lantaran kesulitan untuk menjual barang dagangan. “Bukannya jadi untung tapi justru pedagang malah jadi bingung menjualnya,” ujar salah seorang pedagang daging sapi, Yusuf.
Menurutnya, akibat kenaikan harga daging sapi jumlah pembeli makin berkurang. Sebab banyak para pembeli yang mengeluhkan kenaikan harga tersebut. “Tapi saya juga sebagai pedagang bingung dengan kondisi seperti sekarang. Kami juga sama-sama tidak diuntungkan,” keluhnya. (Andri)