KUNINGAN –
Kendati ribuan hektare sawah terancam puso atau gagal panen akibat kemarau, BPBD Kabupaten Kuningan belum menetapkan darurat kekeringan. Saat ini, pihak BPBD masih memantau kekeringan yang berpotensi meluas jika kemarau terus berkepanjangan.
Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Agus Mauludin menuturkan, kini BPBD masih berkoordinasi dengan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk menyiapkan berbagai antisipasi, jika kemarau berlangsung lama. BPBD tetap mewaspadai beberapa daerah yang dinyatakan rawan kekeringan saat musim kemarau tiba.
“Wilayah itu diantaranya Kuningan bagian timur, seperti Karangkancana, Ciawigebang, Cidahu, Cibingbin dan lainnya. Untuk kemarau tahun ini, kami masih berkoordinasi dengan BMKG serta menyiapkan antisipasi bantuan air,” terangnya, Kamis (27/6/2019).
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kuningan, agar dapat menyiapkan air bersih jika dibutuhkan oleh warga di daerah terdampak kekeringan. Kebutuhan air bersih itu untuk dipergunakan aktivitas sehari-hari warga, misalnya kebutuhan MCK maupun air minum.
“Kami berharap dampak kemarau tahun ini lebih kecil ya. Kami juga menghimbau, agar pemerintah desa segera lapor jika mengalami krisis air atau butuh bantuan air bersih bagi warganya,” ucapnya.
Soal kebutuhan air konsumsi sendiri lanjutnya, tahun lalu mensuplai sebanyak 1 juta liter lebih dari beberapa pihak terkait baik swasta maupun pemerintah. Bahkan, pihaknya siap membantu jika ada kebutuhan air bersih bagi warga terdampak kekeringan. (Andri)