CIREBON –
Diah hampir lupa wajah ibunya, dia cukup kesulitan untuk mengingat kembali seperti apa wajah sang ibu yang tidak pernah dilihatnya lagi selama 22 tahun. Sang ibu bernama Turini Fatma (44) berangkat menjadi TKI ke Arab Saudi ketika anak pertamanya Diah Ardikasari baru berusia 5 tahun.
Sejak itu, Diah tidak pernah bertemu dengan ibunya lagi, terakhir berkomunikasi pada 2012. Itu pun hanya melalui sepucuk surat yang dikirimkan sebanyak tiga kali.
Diah baru bisa melihat wajah ibunya pertama kali di layar smartphone pada 2019. Sejak itu, ia dapat lebih intens melihat wajah ibunya, walaupun hanya melalui video call. “Saya baru bisa ketemu ibu lewat video call, sejak beberapa bulan lalu,” katanya, Rabu (10/4/2019).
Ketika baru melihat wajah ibunya yang pertama, air mata pun langsung tumpah dari wajahnya, karena dia merasa bingung, takjub, gembira, sedih, dan sedikit aneh bercampur menjadi satu. Begitupun sebaliknya, sang ibu melihat wajah anaknya yang kini sudah berusia 28 tahun, sulit untuk membendung air matanya.
“Pas baru lihat saya langsung nangis, ibu juga nangis. Awalnya kita tidak bicara, hanya menangis saja sambil saling memandang di layar handphone. Kaya aneh ya, lalu saya juga sempat bergumam di dalam hati wajah ibu saya seperti ini, terlihat lebih tua,” imbuhnya.
Komunikasi itu tidak berlangsung lama, karena harus sembunyi-sembunyi dari pengawasan majikannya di Arab Saudi. “Teleponnya juga ngumpet-ngumpet tidak lama. Itu juga pakai handphone temannya di sana sesama TKW yang bekerja di tempat yang sama,” ujarnya.
Namun, dia dan keluarga yang tinggal di Desa Dawuan, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon dapat bernafas lega. Sebab, sang ibu sudah ditangani KBRI di Arab Saudi dan tinggal menunggu tanggal kepulangannya.
“Sudah satu minggu di KBRI. Tinggal menunggu kelengkapan administrasi, lalu pulang ke Cirebon,” pungkasnya. (Juan)