MAJALENGKA –
Dari 1.483 Posyandu yang ada di Kabupaten Majalengka, sekitar 50% di antaranya terdata belum memiliki gedung dan sebagiannya numpang di kantor desa. Kondisi ini mendapat perhatian dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) setempat.
Posyandu yang merupakan pelayanan kesehatan dasar bagi anak dan balita dari 0 tahun sampai 3 tahun sudah seharusnya memiliki gedung dan kader yang terlatih atau profesional, walaupun sejatinya Posyandu berasal dari dan oleh dan untuk masyarakat.
Kepala DPMD kabupaten Majalengka Muhammad Umar Ma’ruf mengatakan, dari 1.483 Posyandu baru 648 yang sudah memiliki gedung sendiri. Sementara 689 masih numpang dan 316 belum memiliki gedung.
“Majalengka sendiri masih banyak posyandu yang belum memiliki gedung dan jikalau ada masih menempel di kantor desa,” ujarnya.
Lebih lanjut Umar, posyandu memiliki peran yang sangat besar bagi kesehatan masyarakat terlebih kesehatan ibu hamil dan bayi. Dari 7.672 orang kader aktif ada sekitar 5.264 terlatih.
Potensi yang sangat besar tersebut harus dimaksimalkan dengan ditunjang oleh sarana dan prasarananya. “Posyandu harus maksimal dalam pelayanan baik segi kualitas maupun kuantitas,” tutur Umar saat jadi pembicara dalam workshop Revitalisasi Posyandu, Senin (8/3/2019).
Masih dikatakan Umar, di akhir tahun 2018 pihaknya sudah membangun 50 gedung posyandu dengan anggaran bantuan pemerintah provinsi senilai Rp10 miliar. (Oki/SRM)