KUNINGAN –
Ratusan mahasiswa Kabupaten Kuningan dari berbagai kampus kembali turun ke jalan. Kali ini, aksi mahasiswa dipusatkan di depan Mapolres Kuningan, Jumat (27/9).
Aksi ratusan mahasiswa dipicu akibat dugaan penembakan terhadap mahasiswa bernama La Randi saat aksi unjuk rasa di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9), yang berakhir ricuh. Para pendemo menuntut, agar pihak kepolisian mengusut tuntas oknum pelaku penembakan tersebut.
“Siapapun oknum yang melakukan penembakan itu tidak boleh ditolerir lagi, dan haurs diberikan hukuman setimpal atas perbuatan biadabnya tersebut. Tidak boleh ada unsur penguasa yang melindungi atau melumrahkan tindakan itu, kami menuntut Kapolri segera melakukan investigasi dan diproses kejadian tersebut dengan transparan,” kata Ketua Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kuningan, M Agung Sutrisno.
Tak hanya itu, pihaknya mendesak, agar Kapolri mengevaluasi terhadap prosedur pengamanan aksi mahasiswa. Upaya brutal dan segala alat perlengkapan yang bisa melukai bahkan membahayakan peserta aksi, tidak boleh digunakan lagi dalam upaya pengamanan aksi mahasiswa.
“Kapolda Sulawesi Tenggara sebagai penanggung-jawab pengamanan, menurut kami telah gagal dalam memberikan pengamanan terhadap aksi mahasiswa dan harus dicopot dari jabatannya,” tegasnya.
Menurutnya, mahasiswa memiliki tugas sebagai agen sosial kontrol dan iron stock. Demonstrasi adalah suatu upaya control sosial kebijakan penguasa yang tidak pro rakyat atau sewenang-wenang.
“Kami sebagai mahasiswa tidak akan pernah takut dan gentar delama menyuarakan kebenaran. Kematian saudara kami ini melipatgandakan spirit kami dalam menyuarakan kebenaran, kematian dengan terhormatnya akan memunculkan suara-suara kebenaran lebih banyak lagi,” ungkapnya.
Pantauan di lapangan, unjuk rasa ratusan mahasiswa ini dikawal ketat anggota kepolisian Polres Kuningan. Hinga berita diturunkan, aksi demo masih berlangsung sejak dimulai sekira pukul 14.00 WIB. (Andri)