INDRAMAYU –
Anggota DPR RI, DR. Ir. H. E. Herman Khaeron, M.Si mengingatkan masyarakat bahwa Kemeredekaan Republik Indonesia diraih dengan sangat panjang dan berliku. Dibutuhkan pengorbanan jiwa, harta, tetesan darah dan air mata para pendiri bangsa. Oleh karenanya, sosok yang karib disapa Hero itu meminta semua pihak menjaga persatuan dan kesatuan serta mengisinya dengan pembangunan.
Menurutnya, sejarah telah mencatat kalau Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) awalnya terbentuk dari penyatuan kerajaan-kerajaan besar dan kecil dari Sabang sampai Merauke. Indonesia pernah di jajah Belanda selama 350 tahun dan Jepang 3,5 tahun dan kemudian pada fase kemerdekaan kita juga dihadapkan pada perang kemerdekaan. Saat perang itu tidak lepas dari peran tokoh-tokoh NU, Muhamadiyah dan tokoh-tokoh dari organisasi Islam serta organisasi lainnya.
“Hari ini kita memperingati Hari Batik Nasioal kemarin 1 Oktober kita memperingati Hari Kesaktian Pancasila dan peringatan lainnya. Kalau tidak ada kemerdekaan tidak ada hari batik dan Hari Kesaktian Pancasila dan peringatan lainnya,” kata Hero dalam sambutannya saat Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Aula Kampus Hijau Desa Kaplongan, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (2/10/2020).
Hadir dalam kesempatan tersebut, paslon Sholawat, angota DPR RI, H. Dedi Wahidi, Ketua DPC PKB, Muhamad Sholihin (cabup), Ketua DPC Demokrat, Sri Budiharjo Herman, Ketua DPD PKS, Tauhid, Ketua DPC Hanura, Ahmad Fatoni, Ketua PCNU, H. Juhadi Muhamad, MWC NU kecamatan dan undangan lainnya.
Tanggal 17 Agustus 1945, sebut Hero, sebagai titik kulminasi tonggak sejarah yang kini menjadi harapan dan keinginan dari perjuangan para pendiri bangsa terpenuhi yaitu 17 Agustus 1945 sebagai Hari kemerdekaan RI.
“Perjalanan menuju kemerdekaan sangat panjang. Perjuangan diawali dari pergerakan Budi Utomo pada 1908 kemudian menyatu pada 1928 melalui ikrar Sumpah Pemuda yang diinisiasi oleh kalangan pemuda. Intinya perjalanan menuju kemerdekaan tidak ringan butuh perjuangan,” sebut suami cawabup H. Ratnawati itu.
Kemudian, sambungnya, kenapa Empat Pilar MPR RI yakni Pancasila, NKRI, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika masih terus disosialisasikan. Tujuannya untuk menggugah perasan masyarakat bahwa sesungguhnya perjuangan mencapai kemerdekaan bukan sesuatu yang mudah tapi dibutuhkan perjalanan yang panjang dan berliku.
“Melalui sosialisasi Empat Pilar MPR RI kami mengingatkan kembali bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitui negara serta ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara,” tegas anggota Komisi VI DPR RI dapil Jabar VIII meliputi Kabupaten/Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu ini.
Dikatakan, empat pilar bagi MPR RI adalah sesuatu yang wajib dan akan terus disosialisasikan. Pasalnya menilik jauh kebelakang di era orde lama, saat itu muncul berbagai persoalan ideologi dan sibuk dengan persoalan-persoalan itu.
Di era Orde Baru, Pancasila dijadikan sebagai alat kekuasaan. Kemudian masuk pada fase reformasi kembali didengungkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitui negara serta ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Menurut Hero, hikmah dari empat pilar itu salahsatunya sebagai spirit menuju masyarakat yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. “Merdeka sudah namun berdaulat belum. Kita masih terikat impor, masih terikat oleh hutang, masih terikat dengan negara-negara lain. kita sudah melalui 75 tahun kemerdekaan, semestinya kita mampu melepaskan diri dari ketergantungan itu dan bagaimana menuju masyarakat yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur,” timpalnya.
Sementara kalau berbicara Indramayu tambahnya, selama tiga periode menjadi anggota DPR RI banyak hal yang mesti diperbaiki. Ia tidak ingin cashback kebelakang tapi kedepan bersama-sama perbaiki Indramayu paling tidak menjadi urutan nomor satu di jabar.
“Mudah-mudahan tanggal 9 Desember 2020 menjadi kemerdekaan bagi rakyat Indramayu dari kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan kesenjangan,” tambah Herman Khaeron. (Safaro/IJnews)