KUNINGAN – Sejak Juli 2021, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, telah melakukan persiapan antisipasi penanganan kebakaran hutan. Beberapa di antaranya yakni dengan membuat sekat bakar hingga kesiapan embung air di kawasan Gunung Ciremai.
Sebab di sejumlah titik area rawan kebakaran hutan, cukup sulit ditemukan ketersediaan air. Sehingga pasokan air dapat diupayakan melalui pembuatan embung air, sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan saat kemarau.
Adapun sebagian wilayah rawan kebakaran hutan berada di Blok Lambosir, Bintangot, Panyusupan, Karang Dinding, Cileutik, Pajaten, Batu Luhur, Kubang dan sekitarnya. Kewaspadaan dan antisipasi dini diperlukan untuk wilayah-wilayah tersebut, sebab pasokan dan ketersediaan air yang sulit maka dibuat embung sebagai solusi cadangan air.
Kepala Balai TNGC Kuningan, Teguh Setiawan dalam keterangan persnya, Selasa (24/8/2021), mengatakan, beberapa embung yang ada saat ini masih terjaga dan ketersediaan air masih cukup untuk menanggulangi apabila terjadi kebakaran hutan. Pembangunan embung diupayakan agar dapat mengakses wilayah-wilayah yang sulit terjangkau, karena air merupakan salah satu instrumen utama dalam penaggulangan kebakaran hutan.
“Ada 23 titik lokasi embung air yang selama ini kerap dimanfaatkan oleh masyarakat, hingga saat ini kondisinya masih aman dan siap digunakan apabila terjadi kebakaran hutan. Mudah-mudahan saja tahun ini tidak terjadi kebakaran, sehingga embung-embung tersebut tidak dipakai,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya telah membuat sekat bakar sepanjang 21 kilometer dengan lebar 3 meter di kawasan Gunung Ciremai. Sekat bakar ini dapat berfungsi untuk mencegah api merembet lebih luas.
“Jadi kami sudah melakukan persiapan, pengecekan dan pemeliharaan sarana dan prasarana penanganan kebakaran hutan kawasan Ciremai sejak awal Juli lalu,” imbuhnya.
Dia berharap, kebakaran hutan di kawasan Gunung Ciremai tidak terjadi pada tahun ini. Apalagi wilayah Kuningan sempat diguyur hujan beberapa waktu lalu.
“Kami sangat bersyukur, meski hanya dua jam, setidaknya bisa meningkatkan kapasitas air di kawasan Ciremai terutama yang masuk dalam kawasan rawan kebakaran,” tutupnya.(*)