MAJALENGKA –
Para petani di Kabupaten Majalengka terpukul akibat mengalami gagal panen cabai. Pedasnya, harga cabai dari tingkat petani ke tengkulak saat ini anjlok.
Untuk jenis cabai rawit harganya di kisaran Rp6.500/kg, sedangkan jenis cabai hijau hanya diharga Rp2.000/kg. Kondisi ini tentu membuat para petani merugi, sebab pendapatan dan biaya produksi atau biaya tanam menjadi sangat timpang. Untuk diketahui biaya tanam cabai rata-rata mencapai Rp8 juta per hektare.
Antawi, petani asal Desa Bantarwaru mengatakan, anjloknya harga cabai terjadi secara bertahap. Sebelumnya harga cabai rawit per kilogramnya menyentuh Rp15.000 kemudian melorot ke angka Rp10.000, lalu Rp8.000, dan kini anjlok di harga Rp6.500.
Seperti petani lainnya yang menanam cabai, Antawi pun merasakan kekecewaan karena selain harganya yang terus turun, dia pun harus menerima kenyataan hasil panen cabai tak sesuai harapan karena kualitasnya yang buruk sehingga tak layak jual.
Kondisi tersebut, kata Antawi, terjadi akibat cuaca buruk karena curah hujan yang tinggi hingga membuat cabai jadi rusak. “Dikarenakan cuaca buruk, curah hujan banyak cabai banyak yang rusak bahkan busuk”, tutur Antawi.
Di wilayah Ligung, jelas Antawi, ada enam desa yang warganya cenderung rutin menanam cabai dengan jumlah sebaran lahan lebih dari 10 hektare, dan hampir seluruhnya pada masa panen ketiga dan empat.
Padahal pada tahap inilah petani biasanya bisa memanen lebih banyak cabai. “Dari enam desa di Ligung yang menanam cabai hampir semuanya sedang masa panen besar di tahap panen ketiga”, pungkasnya.
Terpisah, Dedika Supriatna petani asal Kecamatan Argapura juga mengeluhkan penurunan harga cabai. Menurutnya musim tanam kali ini dirinya merugi akibat penurunan kualitas cabai dikarenakan cuaca buruk. “Musim panen tahun ini petani merugi akibat harga cabai dipasaran anjlok,” tuntasnya. (Oki)