Indramayujeh.com, Kuningan – Warga binaan di Lapas Kelas IIA Kuningan, Jawa Barat, mendapat pembelajaran dan wawasan sejumlah keterampilan agar bisa membuka wirausaha usai dibebaskan. Hal ini dilakukan pihak lapas, demi membuat warga binaan memiliki bekal dalam berwirausaha.
Beberapa di antaranya seperti membuat kursi rotan, bertani hingga beternak. Adapun beberapa jenis peternakan yakni sapi, ayam maupun ikan konsumsi.
Kalapas Kuningan, Kurnia Panji Pamekas dalam keterangan persnya, menuturkan, jika upaya tersebut dilakukan agar warga binaan dapat selalu produktif. Misalkan dengan budidaya anggur maupun membuat kursi rotan.
“Nanti ke depan kita akan sering adakan pelatihan mengenai budidaya anggur dimulai dari okulasi, pembibitan hingga panen. Mudah-mudahan anggur yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan siap bersaing di pasaran,” kata Kalapas, Jumat (5/5/2023).
Termasuk membuat kursi rotan sintetis, pihaknya melatih para warga binaan di dalam lapas. “Jadi warga binaan mendapat keterampilan berupa pembuatan kursi rotan sintetis, dengan hasilnya sudah rutin di ekspor ke luar negeri,” ungkapnya.
Dia menyebut, dari jumlah kursi yang dibuat, warga binaan mendapat premi sesuai dengan aturan yang ada. Lapas Kuningan bekerja sama dengan PT Silcane Cirebon untuk pengiriman hasil produksi, serta penerimaan bahan baku kursi anyaman rotan sintetis.
“Jadi itu semua merupakan program pembinaan kemandirian. Yakni bertujuan untuk memberikan kemampuan warga binaan yang terampil di bidang tertentu, sehingga sebagai bekal untuk kembali hidup di masyarakat ketika selesai menjalani masa pidana,” harapnya.
Dia menjelaskan, pembinaan kemandirian merupakan pembinaan tahap lanjutan, warga binaan yang telah selesai pembinaan tahap awal kemudian mengikuti tahap pembinaan lanjutan berdasarkan hasil sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP).
“Pembinaan kemandirian mencakup program pendidikan keterampilan dan bimbingan kerja. Pada aktivitas pembinaan ini, narapidana dikembangkan akan potensi, bakat, dan minat yang dimiliki,” ucapnya.
Menurutnya, pengembangan ini ditujukan agar narapidana memiliki skill dan lebih mengikuti akan perkembangan pengetahuan. Selama mengikuti program pembinaan kemandirian, warga binaan diberikan keterampilan kerja, latihan kerja, dan produksi.
“Kami menyediakan sarana dan prasarana bagi warga binaan, untuk menyalurkan minat dan bakatnya. Sehingga meski di dalam lapas, warga binaan dapat meningkatkan nilai hidupnya,” tutupnya.(*)