CIREBON –
Indonesia disebut-sebut tengah mengalami krisis literasi. Berbagai lembaga survei menyatakan fakta tentang rendahnya budaya literasi di Indonesia.
Programme for International Student Assessment (PISA) menyebutkan, bahwa pada tahun 2012 budaya literasi di Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negara yang disurvei.
Sementara itu data UNESCO menyebutkan, posisi membaca orang Indonesia hanya sebesar 0.001% yang artinya dari 1.000 orang hanya ada 1 orang yang memiliki minat baca.
Menyikapi hal tersebut, Bank Indonesia mengambil peran dalam upaya peningkatan minat baca dan literasi masyarakat melalui penyediaan fasilitas perpustakaan dengan koleksi buku yang terkini.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPw BI Cirebon, Sudono mengatakan, Gedung Eks De Javasche Bank kini berusia 100 tahun, melalui Surat Keputusan Wali Kota Cirebon ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Pihaknya memanfaatkan gedung itu untuk perpustakaan yang dapat dimanfaatkan untuk studi dan penelitian. “Kini mulai dibuka untuk umum dengan menawarkan fasilitas perpustakaan dan pojok baca anak,” katanya, Selasa (24/9/2019).
Bank Indonesia telah mengembangkan perpustakaan sejak bertahun-tahun yang lalu. Filosofi pendirian perpustakan Bank Indonesia adalah untuk mendukung bisnis proses khususnya dalam penyusunan literatur atau riset.
“Menggiatkan minat baca di lingkungan Bank Indonesia dan memenuhi kebutuhan pemustaka di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia,” imbuhnya.
Dia berharap, perpustakaan BI dapat mendukung penelitian baik oleh pihak internal maupun eksternal Bank Indonesia.
“Ke depannya Perpustakaan Bank Indonesia membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk dapat bekerjasama dengan BI menghidupkan perpustakaan melalui kegiatan kunjungan, literasi, hingga pilihan rekreasi edukatif untuk pengunjung dari segala umur,” pungkasnya. (Juan)