INDRAMAYU –
PT Pertamina (Persero) secara berkelanjutan melakukan pemberdayaan serta pembinaan kepada warga yang tinggal di sekitar Kilang RU VI Balongan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini dilakukan guna menciptakan masyarakat yang mandiri secara ekonomi melalui program-program yang diberikan oleh CSR RU VI, salah satunya yakni dengan memberdayakan Kelompok Bank Sampah Widara di Desa Balongan untuk membudidayakan Maggot Lalat BSF (Black Soldier Fly) dengan sisa – sisa limbah rumah tangga.
Program budidaya Maggot lalat BSF ini merupakan pilot project kelompok Bank Sampah Widara di Desa Balongan, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu yang merupakan binaan CSR Pertamina.
Pemanfaatan limbah sampah organik sisa makanan sebagai pakan larva lalat BSF juga sekaligus menjadi salah satu solusi cara menangani sampah rumah tangga.
Unit Manager Communication, Relation and CSR Pertamina RU VI Balongan Eko Kristiawan mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Pertamina kepada warga sekitar agar keberadaan kilang Balongan memberikan manfaat kepada warga.
“Program pemberdayaan yang diberikan Pertamina RU VI Balongan bukan hanya memfasilitasi pelaksanaan program, namun kami juga memberikan bimbingan dan pendampingan sehingga warga mendapat ilmu dalam pembudidayaan”, Ujar Eko.
Eko menambahkan, dengan memberdayakan warga untuk membudidayakan Maggot Lalat BSF diharapkan bisa menjadi pendongkrak perekonomian warga.
“Dipasaran harga telur maggot lumayan mahal, muda-mudahan proses pembudidayaannya berhasil sehingga warga nantinya bisa menikmati hasil kerja kerasnya melalui pendapatan yang dihasilkan’, Jelas Eko.
Ketua Kelompok Bank Sampah Widara, Matori, menyampaikan Pertamina hingga saat ini tetap konsisten dalam membina warga di Desa Balongan melalui berbagai program CSR.
Pria yang akrab disapa Mamat itu mengungkapkan, kelompok Bank Sampah Widara yang dikomandoi nya serius dalam membudidayakan Maggot Lalat BSF.
Matori menuturkan, larva Lalat BSF mampu mengurai sampah sisa makanan tanpa mengeluarkan bau busuk, larva ini kemudian berdayaguna sebagai pakan unggas dengan kandungan protein yang tinggi, sedangkan sisa sampah organik yang telah terurai dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
“Budidaya Maggot yang sedang kami lakukan saat ini masih tahap pengembangan karena komponen pembudidayaannya masih skala kecil, namun kami yakin dengan ketekunan nantinya akan memberikan hasil yang baik”, kata Matori.
Melihat harga telur maupun larva Maggot Lalat BSF yang tinggi dipasaran, program ini diharapkan bisa menjadi pendongkak kesejahteraan warga yang menjadi binaan CSR Pertamina RU VI Balongan. (IJnews)