INDRAMAYU –
Jalannya nampak tertatih saat membawa barang dagangan berupa kacang rebus dan kipas bambu. Usianya kian renta, tetapi semangatnya mencari sesuap nasi sangat tinggi.
Di usia yang sudah 70 tahun, nenek Astinih tak lelah dan tak patah semangat demi menyambung hidup di tengah situasi ekonomi yang kurang baik akibat pandemi COVID-19 yang sudah berbulan-bulan.
Terlebih Wa Astinih, sapaan akrabnya, harus menempuh waktu pulang pergi paling tidak selama 1 jam dari rumahnya yang berada di daerah Sukaratu, Kabupaten Subang.
Meskipun hanya menjual kipas bambu atau biasa disebut ilir dan terkadang kacang rebus, namun Wa Astinih selalu bersyukur berapa pun uang yang diperoleh setiap kali berjualan.
Wa Astinih tetap tekun berjualan kipas bambu dan kacang rebus di setiap acara hajatan atau hiburan yang tak menentu di tengah pandemi COVID-19 ini. “Tetap bersyukur berapapun uang yang didapat, termasuk ketika gak dapat sama sekali,” ungkap Wak Astinih.
Sambil menunggu pembeli, nenek itu hanya ditemani sebotol air mineral. Wa Astinih biasanya membawa 50 buah kipas bambu dan satu keranjang kacang rebus yang digendongnya.
Melihat kondisi itu, Nina Agustina, calon Bupati Indramayu tersentuh dan merasa iba. Nina yang berpasangan dengan artis Lucky Hakim, langsung memborong semua dagangan Wa Astinih dan membagikannya ke warga yang sedang menyaksikan pagelaran seni budaya daerah di acara Munjung Buyut Patu Sukra, Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Kamis (1/10/2020).
Ditempat itu, Nina Agustina datang dengan didampingi Sekretaris DPC PDI Perjuangan Indramayu Sahali, mantan Ketua DPC Partai Hanura Indramayu Ali Wardana yang kini menjadi Ketua Tim Relawan Rajawali untuk pemenangan Nina-Lucky, pengurus PAC PDI Perjuangan Kecamatan Kandanghaur, Pengurus Ranting PDI Perjuangan Desa Karanganyar dan sejumlah relawan Nina-Lucky.(Tomi Indra)