INDRAMAYU –
Hujan yang mengguyur di daerah hulu Sungai Cimanuk seperti Kabupaten Garut, Sumedang dan Majalengka sejak kemarin, imbasnya debit air di sungai tersebut meningkat dan menimbulkan banjir di daerah hilir (Indramayu).
Penjaga Pintu Air Balas Graha dan Bendung Karet Rambatan di Desa Rambatan Kulon (Bangkir) Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu, Junaedi mengatakan status Sungai Cimanuk waspada. Tinggi Muka Air (TMA) mencapai 630 meter di atas permukaan laut (mdpl). Air tersebut kata dia merupakan air kiriman dari daerah hulu.
Menurutnya, Sungai Cimanuk “mengamuk” sejak semalam. “Pada pukul 00.00 – 03.00 WIB, TMA Cimanuk berkisar 400 mdpl. Setiap satu jam debit air naik 20 centimeter dan hingga pukul 12.30 WIB TMAnya mencapai 630 mdpl. Ini Sangat mengkhawatirkan, masyarakat diminta waspada. Pada “amukan” sebelumnya TMA paling tinggi hingga 550 mdpl,” kata dia di pintu air Bendung Karet Rambatan, Senin (08/02/2021).
Karena debit air terus meningkat, sambungnya, pihaknya banyak didatangi warga dari DAS Cimanuk seperti warga Desa Rambatan Kulon, warga di Kecamatan Arahan, Kecamatan Cantigi, Sindang, Pasekan dan Kecamatan Indramayu. Mereka meminta agar debit air ke wilayahnya dikurangi.
“Saya tidak kuasa untuk mengurangi debit air karena bendung karet harus dibuka total, kalau dipaksa ditutup akan jebol, kecuali ke arah Kota Indramayu ada pengurangan debit air. Pintu gerak Balas Graha sebagai pintu air ke arah kota diperkecil hingga 30 centimeter. Dalam kondisi normal lebar pintu air yang dibuka bisa sampai 1 sampai 2 meter,” beber dia.
Junaedi menjelaskan, DAS Cimanuk hingga di Desa Rambatan Kulon Kecamatan Lohbener dibagi menjadi dua arah. Satu DAS kearah Kecamatan Cantigi, sebagian Kecamatan Sindang disebut Sungai Cimanuk Rambatan. Di DAS tersebut dibendung memakai bendung karet. Satu DAS lainnya ke arah Kota Indramayu yakni Sungai Cimanuk (Cimanuk Lama dan Cimanuk BY Pass). DAS ke arah kota dipasang pintu air/pintu gerak Balas Graha dan pintu tersebut bisa diatur.
“Pintu gerak saat ini hanya dibuka selebar 30 cm. Itu pun masyarakat diperkotaan Indramayu dan Kecamatan Sindang serta Kecamatan Pasekan “menjerit” karena airnya meluap. Bagaimana jadinya kalau pintu air dibuka hingga 1 meter,” jelasnya.
Disingung tentang kebenaran Bendung Rentang jebol seperti yang beredar luas di medsos, ia mengaku kurang paham. “Sepajang belum ada info resmi saya tidak berani menyampaikan info tersebut,” elak Jun sapaan akrabnya.
Terpisah, Pelaksana Puskesmas Babadan Kecamatan Sindang, Karyadi membenarkan dearah Babadan banjir. Banjir menggenangi areal persawahan dan permukiman penduduk termasuk di Desa Penganjang Kecamatan Sindang. “Ketinggian air di luar gedung Puskesmas sekira 1 meter dan didalamnya sekira 30 cm,” ujar dia. (Safaro/IJnews)