KUNINGAN –
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Kabupaten Kuningan diikuti pula pelajar disabilitas atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Salah satunya di SMA Pertiwi Cilimus Kuningan dengan empat orang pelajar ABK yang mengikuti UNBK, dua siswa tunanetra dan 2 siswa tunadaksa, Senin (1/4/2019).
Berbeda dengan siswa pada umumnya, bagi peserta UNBK dari siswa ABK itu didampingi langsung oleh pengawas dengan ruangan khusus dan terpisah. Bahkan saat menjawab setiap soal, pengawas membantu membacakan soal-soal ujian yang nantinya dijawab oleh siswa ABK tersebut.
“Kita di SMA Pertiwi Cilimus ada 4 siswa ABK yang mengikuti UNBK. Khusus siswa ABK tunanetra, mereka mendapat pendampingan pengawas untuk dibantu membacakan setiap soal ujian,” kata Kepala SMA Pertiwi Cilimus Kuningan, Didi Jumadi.
Menurutnya, pendampingan itu bertujuan untuk memudahkan siswa ABK dalam menjawab soal-soal ujian. Walaupun didampingi langsung pengawas, siswa berkebutuhan khusus tidak dibantu dalam menjawab soal-soal ujian.
“Semua peserta UNBK baik siswa umum maupun ABK, harus mengerjakan soal ujian secara mendiri. Semua kita perlakukan sama, tidak ada yang diberi jawaban saat mengerjakan soal-soal ujian. Bedanya, hanya bagi siswa ABK khusus tunanetra ini didampingi langsung pengawas untuk dibantu membacakan soal-soal ujian,” ungkapnya.
Dijelaskan, pengawas UNBK khusus bagi siswa ABK didatangkan langsung dari sekolah yang memang membidangi siswa berkebutuhan khusus. Hal itu untuk memudahkan interaksi antara siswa ABK dengan pengawas, setiap menjawab soal-soal ujian.
“Kita setiap tahun itu ada saja siswa ABK yang mengikuti ujian nasional disini. Namun untuk tahun depan, kita tidak ada lagi siswa ABK yang ikut ujian nasional,” terangnya.
Memang diakui, metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa berkebutuhan khusus itu tidak dibedakan dengan siswa umum lainnya. Jadi setiap kegiatan belajar mengajar, baik siswa ABK maupun siswa umum diberikan pembelajaran oleh guru dalam ruangan kelas yang sama.
“Tapi memang ada pengecualia, ketika siswa ABK ini tidak paham terkait mata pelajaran yang sudah disampaikan, maka guru memberikan penjelasan kembali kepada siswa tersebut. Semua sama saja, tidak ada perlakuan khusus setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung,” tutupnya. (Andri)