INDRAMAYU –
Semarak tahunan haul Mbah Buyut Gading Desa Gadingan Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu, terasa meriah serta mendapat apresiasi dari warga masyarakat sekitar maupun masyarakat luas.
Warga berduyun-duyun memenuhi jalan raya Gadingan-Sliyeg, Rabu (25/10/17). Mereka datang dari berbagai penjuru Desa untuk melihat secara langsung meriahnya arak-arakan (ogoh-ogoh) di tahun 2017 ini.
Berbagai kreasi ogoh-ogoh yang dibuat oleh masyarakat seperti karakter Bandung Bondowoso dan Roro jonggrang dan masih banyak puluhan lagi lainnya.
Sekitar 70 lebih ogoh-ogoh dibuat langsung oleh masyarakat Desa Mekar Gading dan Desa Gadingan guna meriahkan acara tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, untuk pembuatan satu ogoh-ogoh bisa menghabiskan dana sebesar Rp 3 juta hingga Rp 7 juta. Total pengeluaran tersebut murni dari hasil swadaya masyarakat.
Total semua anggaran ogoh-ogoh menghabiskan lebih dari Rp 100 juta.
Salah satu tokoh masyarakat setempat yang membuat ogoh-ogoh, Shadim Aditya menceritakan budaya arak-arakan atau ogoh-ogoh di Desanya merupakan peringatan rutin yang setiap tahun dihelat dalam menyambut haul (unjungan) mbah Buyut Gading.
“Masyarakat selalu kompak dalam menggelarnya di setiap tahun,” ujarnya, Rabu (25/10/17).
Shadim mengatakan, makna dari ogoh-ogoh (arak-arakan) tidak lain hanya bentuk syukur kepada Maha Pencipta dan untuk melestarikan budaya nenek moyang (buyut).
“Ini adalah bentuk syukur kepada sang Maha Agung dan melestarikan tradisi dan tidak melupakan sejarah asal usul nenek moyang dan mengucapkan rasa terima kasih pada sesepuh (buyut) dan bersyukur pada Allah SWT,” tuturnya.
Sementara, tokoh masyarakat lainnya, Umar Sudirman warga Desa Mekar Gading mengatakan dirinya selalu ikut menyemarakan acara tersebut, bersama sanak saudaranya tidak sungkan ia bersuafoto bersama ogoh-ogoh untuk diabadikan.
“Kami berfoto selfi bersama ogoh-ogoh dan anak-anak juga merasa senang dengan acara ogoh-ogoh ini dan kami merasa senang,” tutupnya.(tomi indra)
