MAJALENGKA –
Himpunan Mahasiswa Majalengka (Himmaka) menggelar kegiatan ngobrol bareng atau talk show membahas seputar seni budaya bersama sejumlah seniman, sejarawan sekaligus budayawan kondang Majalengka, Rahmat Iskandar dan Asikin Hidayat di Gedung Bina Asih, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Majalengka, Sabtu (20/4/2019).
Sekertaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Majalengka, Deden Supriatna membuka acara talk show sekaligus memberikan apresiasi kepada Himmaka. Dia berharap, seni budaya Majalengka bisa lebih maju lagi. “Mahasiswa sudah seharusnya memperhatikan seni dan budaya, supaya lestari,” ujar Deden.
Talk show seni budaya yang di gagas oleh Himmaka Cirebon dengan mengambil tema ‘Our Majalengka Culture Our Character Future’ diawali penampilan kesenian Karinding dan Tari Topeng.
Ketua HIMMAKA Cirebon Rifka Ramdan mengatakan, acara tersebut merupakan program kerja dari Himmaka sebagai wujud nyata generasi muda untuk peduli terhadap budaya majalengka. Sasaran dari acara talk show ini adalah pelajar dan mahasiswa yang sekolah di luar Majalengka dan diharapan generasi muda melirik kembali seni budaya khas Majalengka serta melestarikannya.
“Budaya sudah banyak ditinggalkan oleh anak muda, diharapkan dari talk show ini menjadi stimulus untuk kelestarian seni dan budaya,” ujarnya.
Pemateri Asikin Hidayat yang merupakan ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Majalengka (Dekkma) memperkenalkan banyak seni tradisional yang ada di Majalengka. Bahkan, banyak pula menurut Asikin kesenian yang ada di Majalengka yang sudah punah, tapi beberapa seni tradisi masih ada yang melestarikan dan tercatat di Disparbud.
“Banyak seni yang sudah terlupakan oleh masyarakat. Untuk itu tugas kita untuk menyelamatkannya supaya dapat diwariskan kepada anak cucu kelak,” tukasnya.
Selain itu, kang Rais begitu sapaan karib Rachmat Iskandar menjelaskan, seni dan budaya sekarang keasliannya sudah berubah. Itu terjadi karena mengikuti perkembangan zaman. Generasi sekarang banyak mengkolaborasi dan elaborasi dengan seni modern dan teknologi.
“Seni sekarang sudah dipadukan (kolaborasi) dengan kreasi kekinian, dengan tidak meninggalkan esensi dari kesenian tersebut,” jelasnya.
Kang Rais juga berpesan kepada para siswa dan mahasiswa yang hadir untuk semangat mempelajari dan menekuni seni dan budaya agar tidak tenggelam ditelan jaman. “Supaya teu kapareuman obor (agar jejaknya tidak hilang),” pungakas Rais Purwacarita. (Oki/SRM)