INDRAMAYU –
Imbas pandemi corona virus disease 2019 (COVID-19) stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Indramayu mengalami penurunan.
Pasalnya saat pandemi permintaan darah banyak, sementara pendonor berkurang. Hal lainnya dalam mencari pendonor PMI harus mengikuti kebijakan pembatasan sosial berskala besar PSBB yang diterapkan pemerintah.
Ketua PMI Indramayu, Mulya Sedjati mengatakan sebagai lembaga kemanusiaan PMI diperhadapkan pada dua sisi. Disatu sisi bagaimana memberantas COVID-19 agar cepat berakhir dan di sisi lain dituntut untuk menyediakan stok darah supaya tidak kosong.
Karena pertimbangan kemanusiaan sambungnya, maka untuk mensiasasti defisit itu, pengurus terus mencari pendonor dengan menerapkan protocol kesehatan.
“Sebelum melakukan kegiatan donor darah kami menerapkan protokol kesehatan dengan penyemprotan disinfektan dilokasi kegiatan, memberlakukan social/physical distancing seperti mengatur tempat duduk dan sebagainya,” kata dia.
Mulya menyebutkan, secara estimasi kebutuhan darah per hari di Indramayu sekira 50 labu/kantong darah, atau per bulan sekira 700 labu dan pada 2020 ini pihaknya menargetkan 21.000 kantong darah.
“Dalam operasionalnya kami menangani 11 rumah sakit di Kabupaten Indramayu,” sebut dia, Kamis (11/06/2020).
Intinya, untuk menjaga ketersediaan stok darah, pihaknya mencari pendonor dengan melakukan pendekatan lapangan. Untuk memudahkan pendekatan lapangan itu, pihaknya berkirim surat ke pengurus PMI pusat dan surat itu agar diteruskan ke Panglima TNI, Kapolri dan lainnya serta agar diteruskan ke tingkat bawah.
“Dengan surat itu unsur terkait diharapkan bisa membantu kegiatan donor darah di daerah,” harap mantan Camat Anjatan ini.
Berdasarkan pendekatan lapangan itu, sambungnya pihak telah aktif melakukan kegiatan donor darah diberbagai tempat. “Pada bulan Juni ini kami melakukan kegiatan donor darah diberbagai tempat, seperti di Dealer Satria Jatibarang, kantor Camat Bangodua, kantor Camat Kedokan Bunder dan seterusnya. Dengan kegiatan donor darah itu semoga ketersediaan stok darah di Indramayu terjaga,” beber Mulya sembari menambahkan saat ini, permintaan golongan darah O dan A cukup tinggi.
Selain pendekatan lapangan melalui gerakan donor darah, PMI juga menyarankan adanya donor pengganti. Artinya, ketika ada pasien yang membutuhkan darah maka keluarganya harus menyiapkan donor pengganti.
“Donor pengganti bisa siapa saja, bisa bisa orang lain atau keluarganya. Yang penting golongan darahnya sama. Langkah itu untuk mensiasati agar stok tidak sampai kosong,” ujar suami anggota DRPD Kabupaten Indramyu ini.
Darah yang dihasilkan dari pendonor kata dia, sebelum diserahkan ke pasien di kroscek dahulu di laboratorium. Hal itu untuk memastikan kondisi darah terkontaminasi dengan penyakit berbahaya atau tidak.
“Darah yang akan diserahkan ke pasien diantaranya harus terbebas dari virus hepatitis B dan C, HIV/Aids dan sipilis. Darah yang mengandung komponen itu akan dimusnahkan,” kata dia sembari menambahkan hasil donor darah sesuai estimit yang tidak terpakai sekira 5 persen.
Ditambahkan, untuk memperoleh darah, pasien akan dikenakan biaya pengganti pengolahan darah sebesar Rp.360.000 per labu. (Pro/IJnews)