INDRAMAYU
Kabupaten Indramayu sebagai daerah datar sangat tidak mungkin untuk memiliki wisata air terjun seperti kabupaten/kota lain di daerah pegunungan. Namun yang tidak mungkin itu bisa menjadi nyata karena pemkab setempat menyulap tanah datar menjadi wisata air terjun buatan. Air Terjun Buatan Bojongsari yang dikerjakan sejak Tahun Anggaran 2012 di Kelurahan Bojongsari Kecamatan/Kabupaten Indramayu itu penggunaannya diresmikan dan diujicobakan pada Selasa, 29/12/2020 oleh Asisten Daerah Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Asda 2) Setda Indramayu Maman Kostaman.
Menurutnya, pembangunan objek wisata air terjun buatan di kompleks wisata Bojongsari untuk menghidupkan ekonomi masyarakat Indramayu. Wisata kata dia kalau dikelola dengan baik akan menjadi lokomotif perekonomian yang lain. Pasalnya kalau wisata ini berhasil maka ekonomi-ekonomi yang lain akan ikutan bergeliat seperti usaha transportasi, jasa hotel, kuliner, UMKM yang mengadakan ciindera mata dan sebagainya.
“Dengan investasi yang cukup besar maka harus ada inovasi untuk membangkitkan wisata sebagai lokomotif ekonomi yang lain,” kata Maman Kostaman usai peresmian dan uji coba air terjun buatan Bojongsari.
Disebutkan, meski berada di daerah datar namun Indramayu memiliki obyek wisata yang komplit ada pantai, wisata alam dan ini wisata buatan atau wisata kreasi.
Pembukaan obyek wisata air terjun buatan ini, sambungnya, pemkab bukan hanya mengejar PAD tapi yang dikejar adalah bagaimana menumbuhkembangkan ekonomi terutama UMKM yang ada di Kabupaten Indramayu.
Untuk menumbuhkembangkan perekonomian masyarakat/UMKM kata Maman, pemkab rencananya akan mengintegrasikan semua wisata. Artinya, dari obyek wisata ke obyek wisata lainnya akan dibikinkan jalan poros. Contohnya, Islamic Center yang saat ini menjadi icon wisata religi dan banyak dikunjungi wisatawan diharapkan bisa berwisata ke kompleks wisata di Bojongsari, karena di Bojongsari tidak saja ada air terjun buatan namun ada obyek wisata lainnya seperti kolam renang, gedung pintar dan waduk.
“Dari Islamic Center kita akan bikin jalan poros yang tembus ke lokasi kompleks wisata Bojongsari. Dan jika pengunjung masih mau berwisata lagi akan dibuat jalan poros tembus ke wisata Karangsong. Perihal pekerjaan jalan poros sudah disampaikan ke Bappeda untuk direncanakan secara bertahap berkaitan masalah anggaran. Sementara untuk kelanjutannya bisa dilanjutkan oleh bupati terpilih melalui visi misi bupati terpilih yang akan dimasukan ke dalam RPJMD,” kata mantan Kepala Diskopdagin ini.
Ia membenarkan adanya larangan tidak boleh ada even perayaan tahun baru dari Satgas COVID-19 kabupaten, provinsi dan pusat namun pembukaan air terjun buatan ini tidak dibarengi dengan even yang memicu kerumunan. Jumlah pengunjung sangat terbatas sekira 25 persen dan diwajibkan menerapkan protokol kesehatan.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Indramayu, Carsim membenarkan jumlah pengunjung dibatasi karena situasinya masih di tengah pandemi COVID-19.
Untuk mempromosikan keberadaan air terjun buatan ini pihaknya akan menggratiskan bagi pengunjung selama satu bulan. Masih tahap uji coba dalam satu tahun tiket masuk per orang dikenakan biaya sebesar Rp.10.000, wahana Rp.5.000 dan untuk koin roller coaster dibandrol sebesar Rp.1.250.
Menurutnya, di dalam wisata air terjun ini terdapat beberapa wahana seperti Kereta Monorel, Taman dan Gazebo, Roller Coaster, Kapal Ayun Columbus, Kolam Air Terjun. Selanjutnya Game Zone berada di gedung lantai 2, Family Karaoke di gedung lantai 3, Ruang Rendam dan Massage lantai 4, Musala berada di lantai 1 serta Toilet tersedia di l
antai 1-4.
“Dalam uji itu kami akan melihat seberapa besar animo masyarakat untuk berkunjung ke wisata air terjun buatan ini,” ungkapnya.
Carsim menambahkan, kedepan apakah wisata ini akan dikelola oleh pihak ketiga atau dikelola Disbudpar. “Kita akan melihat jumlah pengunjung dari hasil uji ini,” tambahnya. (Safaro/IJnews)
Foto : Istimewa