INDRAMAYU –
Luapan air Sungai Cimanuk menggenangi sejumlah Kecamatan di Indramayu. Dari yang awalnya hanya beberapa desa, dalam kurun dua hari sejak Senin (8/4/2019) pagi hingga Selasa (9/4/2019), banjir meluas hingga ke pusat kota Indramayu.
Berikut beberapa fakta menarik banjir akibat luapan air Sungai Cimanuk yang terjadi di Kabupaten Indramayu:
1. Tanggul tidak kuat menampung debit air
Disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, batas normal Tinggi Mata Air (TMA) Bendungan Bangkir yakni setinggi 4,2 meter, sementara pada Senin (8/4/2019) sudah terjadi banjir. Kondisi ini mendorong Pemkab Indramayu meminta pengelola bendung Rentang Majalengka untuk menurunkan debit air agar TMA di bendungan Bangkir turun menjadi 5,2 meter hingga 4,9 meter.
2. Bupati Indramayu datangi bendung Rentang di Majalengka
Senin (8/4/2019), air Sungai Cimanuk sudah menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Indramayu. Karena secara geografis, letak Indramayu berada di hilir Sungai Cimanuk, siang harinya Bupati Indramayu Supendi mendatangi Bendung Rentang untuk melakukan ‘protes’ kepada operator. Bupati meminta pengelola Bendungan Rentang menurunkan debit air sekaligus membaginya ke Sungai Sindupraja dan Cipelang agar air tidak menumpuk di Sungai Cimanuk. “Air di Rentang tidak dibagi rata, jangan semuanya dialirkan ke kita (Cimanuk),” kata Bupati Indramayu Supendi.
3. Wilayah tergenang banjir meluas
Dari yang awalnya hanya permukiman warga di Blok Gembul Desa Plumbon, Kecamatan Indramayu, daerah pertama yang tergenang limpasan air Sungai Cimanuk, tak lama kemudian air menggenangi Desa Dukuh, Kecamatan Indramayu hingga akhirnya juga menggenangi jalan Indramayu-Jatibarang. Tidak sampai di situ, Kecamatan Sindang, Lohbener, Pasekan, dan Centigi menambah daftar wilayah yang terdampak banjir.
Pada Selasa (9/4/2019) seiring mulai surutnya air di Desa Plumbon dan Dukuh, air limpasan Sungai Cimanuk pun menggenangi sejumlah daerah di Kota Indramayu, tidak terkecuali sekolah-sekolah. Menurut Supendi, air yang menggenangi daerah di Kota Indramayu berasal dari limpasan saluran-saluran pembuangan. Sementara saluran pembuanganya banyak berdirinya bangunan warga. “Air mengalir ke daerah yang lebih rendah, di Plumbon dan Dukuh menyusut, sekarang (air) ke Kepandean, ke Kota dan terus kesana (laut),” terang Supendi.
4. Ribuan bangunan terendam banjir
Meskipun tidak korban jiwa, data sementara yang dihimpun Pemkab Indramayu mencatat keseluruhan jumlah bangunan yang terendam banjir selama dua hari ini mencapai sekitar 3.000 bangunan yang mayoritas adalah rumah warga. (Nafis)