CIREBON –
Memasuki awal Agustus dan Hari Raya Idul Adha, harga komoditas cabai masih terus merangkak naik, khususnya cabai rawit. Padahal, sejumlah bahan pokok lainnya mengalami tren penurunan.
Fluktuasi harga cabai akan ter terjadi hingga dua bulan terakhir. Harga cabai pun diperkirakan akan meroket pada Hari Raya Idul Adha, karena pada momen tersebut permintaan mengalami lonjakan.
Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), kenaikan harga cabai rawit tidak merata. Untuk harga cabai rawit merah di Pasar Jagasatru Kota Cirebon masih di angka Rp80.000/kg, sementara cabai merah di harga Rp60.000/kg.
Salah seorang penjual cabai di Pasar Jagasatru, Rahmat mengatakan, penyebab harga cabai mengalami kenaikan adalah musim kemarau, karena daerah pemasok cabai seperti Kuningan tengah mengalami kekeringan.
“Musim kemarau, banyak daerah kekeringan bahkan gagal panen,” katanya, Selasa (6/8/2019).
Pedagang lainnya, Wati merasa, khawatir terhadap harga cabai yang tidak stabil. Karena akan terjadi persaingan harga yang tidak sehat dan pembeli akan mengurangi jumlah belanjaannya.
“Walaupun sudah punya langganan, kalau harga naik yang biasa beli 2 kilogram jadi 1 kilogram,” ujarnya.
Ia pun resah dengan stok yang ada di lapaknya, karena kalau tidak terjual akan busuk dan mengalami kerugian. “Dari sana harga sudah naik, kita mau jual berapa. Yang beli jadi sedikit, omzet berkurang kalau seperti ini terus akan rugi,” katanya. (Juan)