MAJALENGKA – Jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang akan diselenggarakan pada 23-25 Desember 2021 mendatang, mulai memanas.
Dinamika perebutan kursi nomor satu di PBNU mulai terlihat dari informasi yang beredar di flyer digital yang memampang wajah-wajah para tokoh yang dianggap berpotensi memimpin organisasi keagamaan terbesar di dunia itu.
Ada 8 tokoh yang ditunjukkan dalam flyer bertuliskan “Sekarang Waktunya yang muda jadi Ketum PBNU”. Dari 8 tokoh yang terpasang dalam flyer itu, salah satunya adalah tokoh asal Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yakni Maman Imanulhaq.
Pengamat sosial dan politik Surya Fermana mengatakan, melihat flyer itu muncul sebagai representasi keinginan publik yang luas agar PBNU lebih komunikatif dan luwes dalam menghadapi kelompok milineal, kaum hijrah dan kelompok-kelompok lain.
“Saya mengenal Gus Yusuf, Kang Maman, Gus Reza, dan Gus Kautsar sebagai tokoh muda yang militan dan memiliki kemampuan berdakwah yang komunikatif, dan gaul dalam meraih kaum milineal, kaum hijrah dan dakwah dengan argument yang kuat dalam menghadapi radikalisme dan intoleransi”, kata Surya, Senin (27/9/2021).
Surya menambahkan, para tokoh muda tersebut terbukti aktif dalam pendekatan budaya yang lebih lembut, dan lebih ramah sehingga lebih diterima kelompok lain yang lebih luas dan beragam.
“NU di tangan tokoh muda ini akan punya wajah intelektualitas yang berbudaya serta punya visi politik yang lebih humanis dan maslahah”, ujar Surya yang juga dikenal sebagai pengamat intelejen ini.
Adapun, 8 tokoh yang terpampang tersebut yakni Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar; Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI, KH Cholil Nafis; politikus Golkar, Nusron Wahid; politikus PKB, Maman Imanulhaq; Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI), Ahmad Fahrur Rozi.
Kemudian pengasuh Pesantren Asrama Pelajar Islam Tegalrejo, KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf); pengasuh Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo, KH Reza Ahmad Zahid (Gus Reza) dan Kiai muda dari Pesantren Al Falah Ploso Kediri, KH Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar).
Sementara Wakil Sekretaris NU Jabar, KH Adlan Daie, nama-nama yang masuk radar adalah tokoh muda NU yang mempunyai rekam jejak yang kuat dalam memperjuangkan Islam Ahlussunah waljamaah ala Nahdhatil Ulama.
“Mereka adalah tokoh muda NU tulen, punya darah biru NU dan memiliki militansi dan dedikasi yang tinggi dalam memperjuangkan Islam Ahlussunah waljamaah ala Nahdhatul Ulama,” tuturnya.
Adlan menambahkan bahwa mekanisme pemilihan Ketua PBNU itu ditentukan dalam muktamar yang akan datang. “Beredarnya flyer tokoh muda pimpin PBNU merupakan harapan publik bahwa NU kedepan harus dipimpin oleh menguasai tradisi keilmuan yang dikembangkan NU,” katanya.
“Memiliki modal sosial politik yang memadai untuk membawa NU sebagai kekuatan politik masyarakat sipil dalam konteks berbangsa dan bernegara, serta tak kalah penting memiliki jaringan di luar NU yang memadai untuk membawa cara pandang NU ke komunitas-komunitas di luar NU dengan pendekatan gaya milenial,” tandasnya. (*)