KUNINGAN –
Keluarga besar Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan kini tengah berduka. Pasalnya, salah seorang santri terbaiknya wafat akibat ditusuk benda tajam oleh orang tak dikenal di Cirebon.
Berdasarkan data yang dihimpun, korban bernama Muhammad Rozien (17) merupakan santri MA Kelas XII IPA 1 Husnul Khotimah asal Kalimantan. Jenazah telah disalatkan di Ponpes Khusnul Khotimah pada Sabtu (7/9) pukul 03.00 WIB dini hari tadi, usai mendapat penanganan medis di rumah sakit Cirebon.
Saat ini, jenazah korban akan dibawa ke bandara untuk dimakamkan di Kalimantan Selatan. Keluarga besar Ponpes Husnul Khotimah sangat berduka atas peristiwa yang menimpa santrinya tersebut.
“Pukul 03.00 dini hari tadi, Muhammad Rozien disalatkan, hampir seluruh santri ikut mensalatkan, sekarang kami sedang membawa jenazah korban ke bandara untuk dimakamkan di Kalimantan. Semua terisak, apalagi tatkala ibundanya memberikan sambutan,” ucap Pimpinan Ponpes Husnul Khotimah KH Mu’tamad Lc MPd Al Hafidz.
Dia menceritakan, bahwa Muhammad Rozien merupakan santri yang cukup dikenal dengan bhaktinya kepada orang tuanya. Bahkan, korban juga paling enggan untuk menyusahkan kedua orang tuanya.
“Kak Rozien ini terkenal dengan bhaktinya kepada orang tua, dan tidak mau menyusahkan orang tua, namun kini harus mendahului kami lebih dulu. Saat memberi sambutan, ibunya mengatakan bahwa anak-anaknya mencintai Husnul Khotimah dengan apa-apa yang di dalamnya, ibunya bersaksi bahwa anaknya adalah anak yang berbakti kepada orangtua,” ungkapnya.
Hingga di penghujung usia, lanjutnya, ibu korban juga mengaku, selama hidupnya korban tidak mau menyusahkan kedua orang tua. “Itu terbukti, bahwa Muhammad Rozien yang meminta ibunya untuk menunggu di seberang jalan, biar dia (korban, red) yang nyamperin ibunya, biar mobil yang membawa ibunya tidak berputar lagi.”
“Tapi di tengah dia menghampiri ibunya, seseorang yang tidak bertanggungjawab tiba-tiba melukainya hingga ia harus dibawa ke rumah sakit. Singkat cerita, Kak Rozien harus dipulangkan ke Kalimantan, ah tidak, dia dipulangkan bukan ke Kalimantan, tapi ke Surga,” bebernya dengan nada lirih.
Sebelum membawa jenazah korban ke bandara, pihaknya juga mendapat pesan terakhir yang disampaikan ke ibu korban. Pesan itu adalah ingin dibawakan oleh-oleh dari Kalimantan untuk teman kamar di Ponpesnya.
“Subhanallah, walau dalam kondisi duka yang mendalam, Ibunda Rozien masih sempat menitipkan permintaan terakhir putranya. Kata ibunya, ini bingkisan (oleh-oleh) untuk dibagikan ke teman-teman kamar Rozien. Ternyata itu adalah oleh-oleh terakhir dari Rozien, dia meminta ibunya untuk membawakan oleh-oleh buat teman-temannya,” tutupnya. (Andri)