INDRAMAYU –
Anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Dr. Ir. H.E. Herman Khaeron, M.Si menyikapi semburan gas liar di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Ia menyebutkan tidak lama setelah diketahui adanya semburan gas liar ia sudah mendapatkan informasi dari masyarakat setempat.
Menurutnya, dilokasi yang tidak jauh dari semburan gas itu dulu pernah terjadi 99 semburan. Saat itu kata dia, sebagai pimpinan Komisi VII DPR RI, alhamdulillah bisa menyelesaikan dengan menutup hold pengeboran itu.
“Pengeboran merupakan salahsatu indikasi yang kemudian menjadi penyebaran di beberapa titik dan alhamdulilah selesai pada waktu itu. Itu dua tahun lalu,” kata Hero sapaan akrabnya saat mendapingi Cawabup Hj. Ratnawati yang juga istinya saat mengajak jalan-jalan anak yatim di Agrowisata Petik Jeruk Segeran di Desa Segeran Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, Kamis (29/10/2020).
Menurutnya, karena ada kekhawatiran mirip-mirip semburan di Lapindo, Sidoarjo, Jatim oleh karenanya ia bergerak cepat. Saat dapat informasi langsung diteruskan dan meminta Pertamina turun ke lapangan untuk menginvestigasi. Ia juga sudah menginformasikan ke SKK Migas agar dilakukan mitigasi terhadap semburan itu.
“Ketika dapat informasi langsung saya teruskan dan Pertamina sudah mengirim tim untuk melakukan mitigasi. Intinya, bagaimana kedepannya untuk merekontruksi dan menata kembali,” kata Hero sembari menyarankan agar dilakukan mitigasi untuk melokalisir dulu baru dilakukan penutupan lubangnya supaya tidak meluas.
Suami Cawabup Hj. Ratnawati ini menegaskan, dilokasi semuran gas liar itu bukan saja eksplorasi tapi eksploitasi. Di situ ada beberapa titik pengeboran yang menyebabkan lubang baru. Menurutnya, apakah itu bekas seismic sebelumnya ataukah karena adanya tekanan yang begitu kuat sehingga kemudian atas titik pengeboran utama bisa merembes ke lubang lainnya.
“Untuk memastikannya saya sudah minta untuk segera dilakukan mitigasi dan lokalisir dulu situasinya baru kemudian diinvestasi. Apa sebetulnya yang menyebabkan semburan itu terjadi dan setelah itu baru penanganan agar betul-betul diselesaikan segera mungkin,” tandasnya.
Ditanya Pertamina berkilah bahwa itu bukan pengeboran Pertamina tapi pengeboran zaman Belanda? Herman menegaskan lihat saja nanti. “Kita lihat saja nanti, semburan itu pasti ada pemicunya/penyebabnya. Penyebabnya dimana. Ini harus diinvestigasi,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, semburan gas liar ditemukan warga di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Semburan gas ini, semakin membesar dalam dua hari terakhir hingga mencapai ketinggian 50 centimeter. (Safaro/IJnews)