Next Post

Kemiskinan di Jabar Menurun, Bey: Pendidikan dan Kesehatan adalah Kunci

Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, saat meninjau secara langsung Operasi Pasar Bersubsidi (OPADI) dalam rangka Idul Adha tahun 2024 di Kantor Kelurahan Jagasartu, Kota Cirebon, Sabtu (15/6/2024). (Foto: Dindin Ahmad S)
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, saat meninjau secara langsung Operasi Pasar Bersubsidi (OPADI) dalam rangka Idul Adha tahun 2024 di Kantor Kelurahan Jagasartu, Kota Cirebon, Sabtu (15/6/2024). (Foto: Dindin Ahmad S)

Jabar, Indramayujeh.com-Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat melaporkan penurunan signifikan dalam jumlah penduduk miskin di wilayah tersebut. Persentase penduduk miskin pada Maret 2024 tercatat sebesar 7,46 persen, turun 0,16 persen poin dari Maret 2023 dan 0,52 persen poin dari September 2022.

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 mencapai 3,89 juta orang, menurun 39,93 ribu orang dibandingkan Maret 2023 dan 204,94 ribu orang dibandingkan September 2022.

Menanggapi data terbaru ini, Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menegaskan bahwa pemerintah provinsi bersama kabupaten dan kota telah melaksanakan berbagai program untuk terus menekan angka kemiskinan.

“Kami sering berkeliling, ke camat menitipkan itu. Pendidikan terutama di anak keluarga prasejahtera dan juga kesehatan. Itu salah satu kunci mempersempit kemiskinan,” ujar Bey Machmudin di kantor BPS Jabar, Kota Bandung, Senin (1/7).

Data BPS juga menunjukkan penurunan persentase penduduk miskin di perkotaan dan perdesaan. Pada Maret 2023, persentase penduduk miskin perkotaan sebesar 7,19 persen, turun menjadi 7,07 persen pada Maret 2024. Di perdesaan, persentase penduduk miskin turun dari 9,30 persen pada Maret 2023 menjadi 9,07 persen pada Maret 2024.

Garis Kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp524.052 per kapita per bulan, dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp391.347 (74,68 persen) dan Garis Kemiskinan Non Makanan sebesar Rp132.705 (25,32 persen).

Sementara itu, pada Juni 2024, inflasi year-on-year (YoY) Jawa Barat sebesar 2,38 persen, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Bekasi sebesar 2,92 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2024 tercatat sebesar 106,77. Inflasi terendah terjadi di Kota Cirebon sebesar 1,43 persen dengan IHK sebesar 104,87.

Kepala BPS Jabar, Marsudijono, menilai angka inflasi kali ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

“Meski inflasi cenderung turun, kewaspadaan tetap perlu dilakukan supaya angkanya tetap terkendali hingga Desember 2024,” ujarnya.

Inflasi YoY terjadi karena kenaikan harga di kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,24 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,71 persen. Sebaliknya, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan sebesar 0,37 persen.

Tingkat deflasi month-to-month (m-to-m) Provinsi Jabar bulan Juni 2024 sebesar 0,04 persen, sedangkan tingkat inflasi year-to-date (y-to-d) sebesar 1,11 persen.(*)

Joni

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News