INDRAMAYU –
Seolah tak nampak rasa lelah di wajahnya. Terik matahari dan guyuran hujan bukan hal aneh, kepanasan dan kebasahan sudah biasa dirasakan. Itulah Kamsiri, ibu berusia 62 tahun, yang jadi penjaga pintu perlintasan kereta api di Blok Bor, Desa Kertanegara, Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu.
Sudah sekitar 20 tahun lamanya, Kamsiri mengabdi untuk memastikan keselamatan setiap orang yang melintas di pintu perlintasan kereta sebidang.
Dengan bermodalkan pipa dan tambang, Kamsiri membuat palang pintu untuk mengatur setiap pengendara maupun pejalan kaki yang hendak melintasi rel kereta yang sebetulnya sejak lama dalam kondisi tanpa palang.
Setiap pengendara yang melintas secara sukarela memberinya uang lelah dengan nilai bervariasi. Tak banyak uang yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari yang dilakoninya. Paling banter, Kamsiri mendapatkan Rp40.000, minimalnya dalam sehari dia memperoleh Rp20.000.
Bukan nilai yang cukup besar tentunya, tapi sudah cukup untuk belanja kebutuhan makan sekeluarga. Yang paling penting, kata Kamsiri, apa yang dilakukannya bermanfaat bagi orang banyak.
Kamsiri, adalah ibu yang memiliki satu orang anak. Hatinya merasa terpanggil untuk menyelamatkan nyawa masyarakat yang melintas di perlintasan kereta api yang menghubungkan Jakarat dengan sejumlah wilayah di Jawa.
Apa yang dilakukan Kamsiri dengan menjadi penjaga pintu perlintasan hingga sekarang, semuanya berawal dari cerita sekitar 20 tahun lalu. Ketika itu, dia merasa miris karena sebelum dirinya menjaga pintu perlintasan tak berpalang itu, seringkali ada korban tertabrak kereta yang melintas.
Dari sana, Kamsiri bersama suaminya, Karjan memutuskan untuk menjaganya agar tak terjadi lagi kecelakaan. Mereka bekerja sukarela, tak ada honor tetap yang mereka terima dari perusahaan kereta api.
Namun begitu, jasa mereka tetap dihargai oleh PT KAI yang setiap tahunnya memberikan uang insentif sebagai bentuk perhatian dan rasa terima kasih. “Ya kami juga ingin perhatian lebih dari PJKA (PT KAI) pak. Mungkin (bisa) setiap bulan dapat insentif,” harap Kamsiri.
Sementara itu Kuwu Kertanegara, Mulyono mengungkapkan, apa yang dilakukan Kamsiri dan dan Karjan, merupakan contoh baik dari warganya untuk warga lain. Pemerintah Desa Kertanegara sangat mengapresiasi kepada pasangan suami istri yang sudah sukarela mengabdi demi keselamatan orang banyak.
“Kami pun berharap agar ada perhatian lebih dari lembaga ataupun perusahaan terkait. Alhamdulillah semenjak ada penjaga palang pintu korban kecelakaan berkurang,” ungkapnya. (Nanang)