KUNINGAN –
Sekalipun kondisi keluarganya serba kekurangan, Jodi, bocah berusia 7 tahun di Desa Margabakti Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan memiliki semangat tinggi untuk bersekolah. Jodi yang tinggal bersama kakek dan neneknya itu, harus rela menempati sebuah rumah tak layak huni.
Kondisi rumah berukuran 6×3 meter itu cukup memprihatinkan, dengan sebagian dinding rumah dari bilik kayu. Ditambah rumah itu tak dilengkapi dengan kamar mandi, sehingga untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK) terkadang harus menumpang di orang lain, bahkan saat buang air besar biasanya di kebun sekitar rumahnya.
Jodi bersama dua saudaranya telah tinggal bersama neneknya, Sati (60) sepeninggal ayahnya yang wafat sejak dua tahun lalu. Sementara ibu kandungnya telah menikah lagi dengan pria lain, namun kehidupan ekonominya juga tak jauh berbeda.
Selama ini, kehidupan Jodi bergantung dari bantuan orang lain dan hasil pekerjaan kakeknya Rakum (62) sebagai buruh. Setiap pagi sekira pukul 06.30 WIB, Jodi beraktivitas pergi bersekolah di SDN 1 Margabakti. Jarak rumah dengan sekolah sejauh 1 kilometer dan harus ditempuh setiap pagi dengan naik turun perbukitan.
Hanya saja, saat berangkat ke sekolah Jodi tidak langsung mengenakan seragam sekolahnya. Walaupun jaraknya cukup jauh, Jodi tidak patah arang untuk berjalan kaki menuju sekolah.
Jodi hanya berbekal baju seadanya dengan beralas kaki sandal jepit untuk pergi ke sekolah. Saat sampai di sekolah, Jodi langsung menuju kamar mandi sekolah untuk membersihkan diri. Bahkan saat di sekolah, Jodi dibantu guru sekolah untuk mengenakan seragam dan memberikan peralatan mandi.
Aktivitas itu dilakukan setiap hari saat akan bersekolah. Sebab seragam dan perlengkapan sekolah tidak dibawa pulang kerumahnya. Baju sekolah dan alat belajar juga hasil pemberian dari pihak sekolah.
Termasuk untuk keperluan jajan juga diberikan oleh pihak sekolah maupun guru-guru di sekolah tersebut. Jodi baru masuk sekolah sejak sepekan lalu. Itu pun karena sebelumnya, Jodi kerap terlihat datang dan bermain ke sekolah yang membuat iba guru-guru sekolah.
“Pertama ketemu Jodi itu kan waktu pas berangkat sekolah sering lihat anak ini main terus kesini, dan suka liatin anak-anak sekolah. Guru-guru juga pada nanyain itu Jodi umurnya berapa, tujuh tahun katanya, ya sudah suruh sekolah aja mau enggak, karena itu haknya anak seusia Jodi,” kata salah seorang Guru SDN I Margabakti, Atun Rohayatun, Senin (29/7/2019).
Setelah mendapat arahan kepala sekolah, Ia berusaha, untuk membujuk Jodi agar mau bersekolah. Sebab anak-anak seusia Jodi memang harus berada di sekolah untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
“Awalnya Jodi menolak masuk sekolah, tapi setelah dibujuk akhirnya mau bersekolah. Kita juga ukur untuk seragam sekolah Jodi, kita belikan keperluan sekolah baik baju seragam dan peralatan belajarnya,” ungkapnya.
Setiap hari sekolah lanjutnya, sebelum jam masuk kelas Jodi selalu mandi terlebih dulu di kamar mandi sekolah. Setelah mengenakan seragam sekolah, Jodi lanjut sarapan pagi yang disediakan guru-guru sekolah.
“Kalau melihat dia (Jodi) sering ke sini dan suka melihat anak-anak sekolah, mungkin ada semangat untuk bersekolah. Sehingga guru-guru disini tergerak untuk membujuk Jodi bersekolah, karena kelihatannya ingin sekolah tapi kondisi ekonominya mungkin seperti itu. Guru-guru disini sepakat untuk membantu bagaimanapun juga Jodi harus bisa bersekolah, kami guru-guru disini tidak ingin Jodi seperti kakaknya yang tidak sekolah,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekda Kuningan Dian Rachmat Yanuar mengaku, telah mendapat informasi terkait keberadaan Jodi yang bersemangat sekolah di tengah keterbatasan ekonomi. Pemerintah daerah akan bertindak cepat, agar diberi perhatian lebih untuk masa depan pendidikan Jodi kedepan.
“Insya Allah akan segera kita tangani dengan baik. Ya maklum, personal-personal ini kan kadang-kadang tidak ter-cover semuanya,” ujarnya.
Walau demikian, Ia berjanji, akan bertindak cepat dengan berkoordinasi dengan dinas atau instansi terkait, untuk memberikan penanganan.
“Tapi kita pastikan, Insya Allah jika ada masyarakat yang tertinggal, masyarakat yang belum ter-cover dengan baik akan segera ditindaklanjuti dan segera berkoordinasi dengan instansi terkait. Mungkin dari Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, Kesra Setda, saya tadi sudah koordinasikan, mudah-mudahan secepatnya ada tindak lanjut,” tutupnya. (Andri)