CIREBON –
Pemkot Cirebon mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan pedagang pasar tradisional terjun ke pasar digital. Sebagai perpanjangan tangan, Pemkot Cirebon telah melatih sebanyak 25 orang sebagai canvasser.
Secara khusus, canvasser ini akan diterjunkan ke enam pasar tradisional yang sudah ditetapkan menjadi target yakni Pasar Kanoman, Pasar Pagi, Pasar Jagasatru, Pasar Perumnas, Pasar Drajat, dan Pasar Harjamukti. Disana mereka akan mengajari pedagang berjualan secara online.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Cirebon, Sumanto mengatakan, penjualan secara digital diyakini akan meningkatkan omset penjualan dan modal pedagang dan setiap pedagang memiliki kesempatan untuk mencapai pangsa pasar lebih luas lagi.
“Dengan berjualan online, penjualan akan semakin luas tidak dibatasi oleh dinding-dinding toko. Lingkupnya pun tidak hanya di Kota Cirebon saja, bisa meluas ke seluruh Indonesia bahkan hingga keluar negeri,” katanya, Selasa (30/7/2019).
Sementara, Kepala Bidang Statistik, Sektoral dan Persandian, Dinas Komunikasi dan Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, TM Maulana menyatakan, dari sekitar 9.000 UMKM yang ada di 10 pasar rakyat di Kota Cirebon, pihaknya menargetkan sebanyak 2.000 UMKM terjaring untuk melakukan penjualan secara online.
“Itu jumlah tahap awal. Target ke depannya, pedagang di semua pasar bisa melek teknologi dan mulai melakukan penjualan secara digital atau online,” ujarnya.
Ia menambahkan, di tahap awal itu juga sejumlah komoditas andalan akan digenjot penjualannya secara online. “Target awal kami pedagang yang berjualan bahan kering. Seperti kerupuk udang, terasi dan lainnya,” pungkasnya. (Juan)