Indramayujeh.com-Ketersediaan air merupakan salah satu faktor kunci dalam keberhasilan sektor pertanian di Kabupaten Indramayu. Namun, tantangan serius muncul akibat proses pembangunan irigasi yang masih berlangsung dan terbatasnya sumber air.
Dalam upaya untuk mengetahui kondisi terkini terkait kebutuhan air pertanian, Pjs. Bupati Indramayu, Dr. H. Dedi Taufik, M.Si, bersama Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Sugeng Heriyanto, melakukan kunjungan ke Bendungan Salam Darma di Kecamatan Anjatan dan Waduk Cipancuh di Kecamatan Haurgeulis dan Gantar pada Rabu (9/10).
Dedi Taufik menegaskan pentingnya ketersediaan air untuk mendukung para petani.
“Sebagai daerah agraris, Kabupaten Indramayu memiliki mandat sebagai lumbung padi nasional. Karena itu, pasokan air harus mendapatkan perhatian ekstra agar kebutuhan dasar petani dapat terpenuhi,” ujarnya.
Di Bendungan Salam Darma, Dedi menemukan bahwa suplai air saat ini hanya mencapai 18 kubik per detik, jauh di bawah kapasitas normal 35 kubik per detik.
“Kondisi ini harus mendapatkan perhatian serius agar air dapat sampai ke hilir, terutama desa-desa di Kecamatan Patrol,” tambahnya.
Sementara itu, di Waduk Cipancuh, yang kini dalam keadaan kering, Dedi menyampaikan bahwa air diperkirakan baru akan terisi pada bulan Desember.
“Jika hujan terlambat turun, musim tanam untuk 6.300 hektare lahan pertanian yang mengandalkan sumber air Waduk Cipancuh akan mengalami keterlambatan,” katanya.
Dedi Taufik juga menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah dan PJT II.
“Hari ini, saya bersama Dinas Pertanian mendapatkan informasi langsung terkait kondisi irigasi dan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi musim tanam mendatang,” jelasnya.
Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata untuk mengatasi masalah ketersediaan air, sehingga para petani di Indramayu dapat terus berproduksi dengan baik demi ketahanan pangan daerah.(Joni)