KUNINGAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mencatat ada sebanyak 17 desa terdampak bencana tanah longsor. Belasan desa tersebut tersebar di 8 kecamatan dengan total 19 kejadian.
Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana dalam keterangan persnya, Selasa (24/1/2023), mengatakan, kejadian kebencanaan dalam kurun waktu dua hari terakhir ini terjadi di 17 desa. Hampir seluruh kejadian bencana berupa tanah longsor dengan total 27 titik longsoran.
“Akibat kejadian ini, ada 2 rumah milik warga terdampak longsor dengan kondisi rusak berat. Sementara rusak sedang ada 5 rumah, rusak ringan 1 rumah, dan terancam mencapai 16 unit rumah milik warga,” ungkapnya.
Akibat longsor, lanjutnya, satu keluarga terpaksa mengungsi ke tempat lain akibat bangunan rumah ambruk. Termasuk ada seorang warga meninggal dunia usai terkena longsor.
“Ada satu warga meninggal dunia usai tertimpa material longsoran tanah. Korban meninggal dunia saat di perjalanan menuju ke rumah sakit,” ucapnya.
Dia menyebut, lokasi kejadian berada di Desa Kertawirama, Kecamatan Nusaherang pada Minggu (22/1/2023) sore. Sebuah tembok penahan tebing longsor menimbun akses jalan lingkungan, termasuk korban yang kebetulan tengah melintas.
“Korban yakni Ibu Nurhayati (37), kebetulan sedang berjalan setelah menjemput anaknya pulang mengaji. Kemudian korban meninggal rencananya dimakamkan itu pada hari ini,” imbuhnya.
Selanjutnya longsor yang terjadi di Desa Patala, Kecamatan Cilebak, membuat satu rumah warga ambruk. Terdapat pula bangunan yang tertimpa material longsoran tanah di bagian tembok belakang rumah.
“Ada rumah warga ambruk milik Pak Jumawan, serta yang tertimpa material longsoran di bagian tembok belakang rumah milik Pak Sapja. Kedua korban sementara mengungsi di rumah kerabat yang lebih aman, sebab berpotensi tertimbun longsor susulan khususnya bagi rumah Pak Sapja,” terangnya.
Dia menjelaskan, pemicu terjadinya longsor tak lain karena cuaca ekstrem yang kerap turun hujan. Akibat intensitas hujan yang turun nyaris terjadi setiap hari, membuat tebing perbukitan menjadi rawan longsor.
“Petugas sudah melakukan pendataan ke lokasi kejadian. Termasuk mengirim sejumlah bantuan bagi korban yang tertimpa longsor,” pungkasnya.(*)