MAJALENGKA,-
Tersenyum-senyum sendiri, seorang anak bersama buku yang dipegangnya. Entah apa yang sedang dia baca, namun anak itu terlihat sangat bahagia. Begitulah suasana di lapangan kecamatan Maja yang ramai tak seperti biasanya.
Antusiasme masyarakat kecamatan Maja Kabupaten Majalengka dalam mengikuti Gerakan Maja Baca Bersama (GEMBIRA) sangat terlihat. Ibu dan anak kompak membaca buku yang disediakan oleh komunitas dan Dinas perpustakaan.
GEMBIRA sendiri digagas oleh komunitas Maja Baca dan bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan kearsipan (Dispusip) Provinsi Jawa Barat serta Dinas Perpustakaan Daerah Kabupaten Majalengka. Kegiatan yang berlangsung di lapangan Kecamatan Maja. Minggu pagi (22/9) .
Momen yang sangat langka, karena sekarang ini masyarakat menganggap buku bukanlah sesuatu yang menarik lagi. Kalah dengan gadget yang selalu dibawa kemanapun pergi. Begitulah yang diungkapkan ketua komunitas Maja Baca Ipang.
Ipang merupakan satu dari puluhan anggota komunitas Baca yang ada di Majalengka yang mengeluhkan rendahnya minat baca masyarakat saat ini. Namun hal tersebut tak lantas membuat ia dan puluhan lainnya putus asa dalam menggelorakan semangat akan pentingnya membaca.
“Dikatakan rendah ia, namun kita tetap semangat dan alhamdulillah satu dua masyarakat ada yang mulai tergugah,” ungkap Ipang.
Untuk itu, sambung dia. Komunitasnya yang beranggotakan sekitar 50 orang selalu berinovasi agar masyarakat tertarik membaca. Salah satunya adalah dengan permainan outbond untuk anak-anak.
“Kebetulan kita berangkat dari pecinta alam, ada peralatan kita jadikan wahana bermain untuk anak-anak. Semacam iming-iming lah,” ujarnya.
Camat kecamatan Maja Arif Daryana, juga ikut memandu dan memonitor langsung kegiatan GEMBIRA tersebut. Ia selalu mendorong masyarakatnya selama itu hal yang positif.
Karena menurut Arif, Membaca pada usia dini itu sangat diperlukan. Sebab, dengan membaca dapat mendorong pertumbuhan kognitif atau kecerdasan pada anak serta menambah pengetahuan dan pendidikan karakter.
“Membaca sedini mungkin kalo bisa, karena belajar diwaktu kecil bagai mengukir di atas batu. Begitu kan kata peribahasa,” sebutnya.
Selain itu, Pustakawan perpustakaan Madya Provinsi Jawa Barat Iis Mulyani menyebutkan Pihaknya selalu berusaha untuk mendekatkan bahan bacaan atau buku kepada masyarakat. Karena masyarakat bukan tidak ada minat dalam membaca melainkan sarana dan waktu untuk membaca.
“Sebenarnya masyarakat itu bukan todak ada minat, hanya masyarakat belum menyempatkan,” tukasnya.
Bukan hanya mendekatkan buku kepada masyarakat, Diskapus juga selalu bersinergi dengan komunitas dan pegiat literasi. Agar kegiatan-kegiatan sosial literasi dapat selalu berjalan. (oki)