CIREBON –
Sejak H-10 pemudik sudah mulai memadati jalur pantura dan jalur tol dari Jakarta ke Jawa Tengah. Banyak moda transportasi yang digunakan dari motor, mobil, hingga memanfaatkan kendaraan umum.
Namun, yang paling banyak digemari dari tahun ke tahun adalah mudik menggunakan sepeda motor. Selain lebih hemat, kendaraan roda dua ini dianggap dapat lebih cepat sampai ke kampung halaman karena bisa menerobos kemacetan.
Selain itu bisa digunakan kapanpun, tidak terpatok pada jadwal keberangkatan Kereta Api dan tidak terpengaruh oleh mahalnya tiket pesawat. Namun, dibalik gesitnya motor di jalan raya banyak bahaya mengintai apalagi beban yang diangkutnya pun melebihi kapasitas.
Kesadaran untuk tidak membawa anak-anak dalam perjalanan mudik menggunakan motor pun diabaikan. Hal ini mendapat kritik keras dari Dewan Syura DPP PKB, KH Maman Imanulhaq.
Maman mengaku, dalam perjalannya ke Cirebon dari Jakarta pada Rabu (19/5/2019) kemarin masih menjumpai pemudik menggunakan motor membawa anak-anak tanpa fasilitas pengamanan yang memadai.
“Saya masih melihat anak-anak mudik dibonceng pakai motor dengan barang-barang yang seharusnya dibawa pakai mobil,” ujarnya.
Ia melanjutkan, demi menyayangi dan menjaga keselamatan anak-anak petugas harus memberi peringatan pengendara motor atau pemudik dapat memanfaatkan mudik gratis, bisa juga menggunakan moda transportasi lain yang dapat memberikan kenyamanan bagi anak-anak.
“Saya minta pemudik menyayangi anak-anak mereka. Dan petugas harus memberikan peringatan tegas kepada pemudik yang membawa anak-anak,” ungkapnya.
Di sisi lain, dia mendukung petugas yang memberlakukan one way karena kendaraan ke arah Jakarta akan melalui arteri pantura yang dapat menggerakkan perekonomian kecil menengah.
“Saya setuju dengan one way, karena ada keberkahan bagi pedagang kecil di pinggir jalan,” pungkasnya. (Juan)